Makassar (ANTARA News) - Pasca pengambilalihan distribusi gula oleh Perum Bulog, Asosiasi Pengusaha Gula dan Terigu Indonesia (APEGTI) Sulawesi Selatan mengingatkan Bulog untuk menjamin stok dan stabilitas harga di pasar konsumsi. "Bulog diminta untuk tidak bersentuhan langsung dengan konsumen dalam pendistribusian gula pasir," kata Ketua Asosiasi Pengusaha Gula dan Terigu (Apegti) Sulsel, Idris Manggabarani di Makassar, Senin. Idris menilai, perlunya pengaturan pendistribusian gula pasir tersebut dalam rangka menjaga stabilitas pasar, bila itu tidak dilakukan bukan tidak mungkin justru akan merusak pasaran gula. Kebijakan pemerintah menunjuk Bulog mengelola pendistribusian gula, bagi Apegti merupakan angin segar, karena dengan begitu pendistribusian gula akan bisa merata dengan baik. "Apegti mengaku merespon kebijakan pemerintah yang menunjuk Bulog untuk mengelola pendistribusian gula, sebab hal ini sesuai harapan kami, Bulog kembali melakukan `trading` gula," ujarnya. Dengan pengelolaan gula oleh Bulog tersebut, lanjut Idris, Apegti sendiri akan menjalankan fungsi pengawasan terhadap pendistribusian gula ini jangan sampai jatuh ke tangan satu orang yang bisa memicu monopoli, atau persaingan usaha tidak sehat. Dia berharap, peran pemerintah dalam melakukan pengetatan pengawasan distribusi, harus tegas bagi pengusaha gula yang ditemukan melakukan penimbunan dengan melakukan penutupan izin usahanya. "Kita ingin gula ini selalu bisa didapatkan oleh masyarakat dengan mudah dengan harga normal, sehingga peran semua pihak menjaga pasokan dan pendistribusian gula harus benar-benar bisa jalan dengan baik," pungkasnya.(*)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2008