Jakarta (ANTARA News) - Indonesia pada tahun ini diperkirakan menyumbang peningkatan stok beras di pasaran internasional sebanyak 1,1 juta ton karena tidak lagi mengimpor beras untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Dirut Perum Bulog Mustafa Abubakar di Jakarta, Selasa mengatakan pada 2008/2009 produksi beras dunia mencapai 433,2 juta ton atau naik 0,7 persen dari 2007/2008 yang sebanyak 430,1 juta ton. Sementara itu konsumsi beras dunia pada 2008/2009 sebanyak 430,3 juta ton yakni naik 2,9 juta ton dari tahun 2007/2009 yang hanya 427,4 juta ton. Dengan kondisi tersebut, tambahnya, stok akhir beras dunia pada 2008/2009 diperkirakan sebanyak 80,5 juta ton yang berarti terjadi kenaikan dibanding 2007/2009 yang hanya 77,6 juta ton. "Namun karena Indonesia tidak melakukan impor beras sebesar 1,1 juta ton maka stok beras dunia menjadi 81,6 juta ton untuk 2008/2009," katanya. Mustafa mengungkapkan, sebelumnya pelaku pasar beras dunia memperkirakan pada tahun ini Indonesia akan mengimpor beras sebanyak 1,1 juta ton namun hingga Agustus 2008 hal itu tidak terealisasi. Kemudian perkiraan impor beras oleh Indonesia itu diturunkan menjadi 500 ribu ton, tambahnya, namun kembali hal itu tidak terjadi bahkan dipastikan pada 2008 Indonesia tidak akan mengimpor beras sehingga ada kelebihan beras di dunia. Dengan kondisi tersebut, Dirut Bulog meyakini Indonesia tidak saja menyumbang surplus beras dunia namun juga berpotensi untuk menurunkan harga beras di pasar internasional. Dikatakannya, kemampuan Indonesia untuk tidak mengimpor beras pada tahun ini disebabkan pengadaan beras dari dalam negeri oleh Bulog hingga November telah mencapai 2,97 juta ton dari target 3 juta ton. Jumlah tersebut meningkat dua kali lipat dibanding pengadaan dalam negeri tahun lalu yang hanya tercapai 1,7 juta ton sehingga Bulog masih harus mengimpor beras sebanyak 1,2 juta ton dari rencana 1,3 juta ton. Mustafa mengatakan, dengan tidak melakukan impor beras pada tahun ini maka Indonesia mampu menghemat devisa hingga 500 juta dolar AS.(*)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2008