Kandahar, Afghanistan,(ANTARA News) - Sebuah truk minyak yang dipasangi bom meledak di luar kantor dewan provinsi di kota Kandahar, Afghanistan selatan, Rabu, menewaskan enam orang dan mencederai 42 lain, kata seorang gubernur. Wali Karzai, saudara Presiden Hamid Karzai dan ketua dewan provinsi, berada di dalam gedung itu pada saat ledakan tersebut namun ia selamat tanpa cedera. "Saya baik-baik saja dan selamat," katanya kepada wartawan kemudian. Belum ada klaim segera mengenai tanggung jawab atas serangan itu, namun gerilyawan Taliban melancarkan serangkaian pemboman di kota tersebut. Truk tangki yang berisi peledak itu menimbulkan sebuah lubang di jalan dengan kedalaman sekitar empat meter dan lebar delapan meter, kata seorang wartawan AFP. "Enam orang tewas, terdiri dari seorang pegawai intelijen, dua penjaga intelijen dan tiga orang lewat yang mencakup seorang wanita," kata Gubernur Provinsi Kandahar Rahmatullah Raufi pada jumpa pers. "Empat-puluh dua orang lain cedera, termasuk dua wanita anggota dewan provinsi. Sebagian besar dari korban itu mengalami luka-luka ringan dan mereka akan diiizinkan meninggalkan rumah sakit," katanya. Sebagian besar korban dari serangan itu adalah warga sipil dari rumah-rumah sekitar atau mereka yang datang ke dewan itu untuk urusan bisnis, kata Raufi. Ledakan itu menghancurkan pagar sekitar kantor dewan itu dan merobohan sebuah dinding bangunan tersebut, serta menghancurkan sebuah pos keamanan. Kota Kandahar dilanda gelombang serangan bom yang sebagian besar diklaim oleh Taliban. Dalam salah satu serangan paling berani, gerilyawan tersebut menggunakan penyerang-penyerang bom bunuh diri untuk menjebol penjara Kandahar pada pertengahan Juni, membuat lebih dari 1.000 tahanan yang separuh diantaranya militan berhasil kabur. Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan pemberontakan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh invasi pimpinan AS pada 2001 karena menolak menyerahkan pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden, yang bertanggung jawab atas serangan-serangan di wilayah Amerika yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001. Gerilyawan Taliban sangat bergantung pada penggunaan bom-bom pinggir jalan dan serangan bunuh diri untuk melawan pemerintah Afghanistan dan pasukan asing yang ditempatkan di negara tersebut. Puluhan ribu prajurit koalisi pimpinan AS dan pasukan ISAF pimpinan NATO itu berada di Afghanistan untuk membantu pemerintah Presiden Hamid Karzai memerangi Taliban dan sekutu mereka. Tahun ini Taliban meningkatkan serangan-serangannya di Afghanistan. Hampir 1.500 warga sipil termasuk diantara lebih dari 4.000 orang yang tewas dalam konflik di Afghanistan sepanjang tahun ini. Peningkatan jumlah korban akibat kekerasan yang dilakukan Taliban di Afghanistan telah membuat sejumlah negara berencana melakukan pengurangan atau penarikan pasukan yang tergabung dalam ISAF pimpinan NATO.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2008