Port-au-Prince (ANTARA News) - Sebuah sekolah dua lantai roboh sebagian di ibukota Haiti, Port-au-Prince, dan sedikitnya sembilan orang yang terluka dibawa ke rumah sakit, Rabu, lima hari setelah sebuah sekolah lain roboh, menewaskan 95 orang, kata sejumlah pejabat. Ratusan orang-tua yang panik dan masyarakat segera berdatangan ke sekolah Grace Divine di daerah Canape Vert, Port-au-Prince, dimana petugas-petugas darurat memeriksa dan menggali puing-puing untuk mencari orang yang mungkin menjadi korban dalam musibah itu. Sejumlah pejabat di lokasi kejadian mengatakan, sebagian besar murid sedang beristirahat dan berada di luar sekolah ketika bagian bangunan itu roboh. Belum ada laporan segera mengenai korban yang tewas. Pihak berwenang Haiti menyalahkan robohnya sekolah tiga lantai La Promesse hari Jumat di daerah Nerettes pada konstruksi bangunan yang buruk. Mereka menyatakan, bangunan itu hanya memiliki sedikit baja dan semen yang menahan blok-blok betonnya. Aparat Haiti mengatakan, robohnya sekolah kedua pada Rabu tampaknya juga disebabkan oleh masalah yang sama. "Sekolah itu memiliki konstruksi yang sama dengan yang kami lihat di Nerettes," kata Eucher Luc Joseph, sekretaris negara urusan keselamatan masyarakat. "Itu adalah bangunan yang secara praktis tidak memiliki semen, tidak ada besi. Itu dibangun dalam pelanggaran penuh atas peraturan." Pemilik sekolah La Promesse telah ditangkap. Pemerintah Haiti telah mengumumkan Kamis sebagai hari berkabung dan berjanji memberikan sekitar 3.000 dolar kepada keluarga masing-masing korban dalam tragedi La Promesse untuk membayar beaya pemakaman mereka. Haiti, negara termiskin di Amerika, masih berusaha memulihkan diri dari empat badai dan topan tropis yang menewaskan lebih dari 800 orang dan menghancurkan 60 persen panen negara itu pada Agustus dan September, demikian Reuters.(*)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2008