Jakarta (ANTARA News) - Prospek Mandiri (Program Sarjana Pencipta Kerja Mandiri) yang merupakan salah satu program Kementerian Negara Koperasi dan UKM dinilai terbukti mampu menciptakan wirausahawan baru. "Kehadiran pengurus koperasi Prospek Mandiri secara nasional untuk pertama kali sejak peluncuran pada 2006 menunjukkan bukti program ini telah tumbuh di masyarakat," kata Menteri Negara Koperasi dan UKM, Suryadharma Ali, di Jakarta, Kamis, dalam sambutan tertulisnya pada acara Konsolidasi Nasional Prospek Mandiri dan Temu Konsultasi UKM Eksportir Sentra. Dalam acara itu hadir 41 ketua koperasi Prospek Mandiri yang menjadi indikator program kewirausahaan tersebut telah berjalan dengan baik. Menteri menilai program ini telah tumbuh dalam masyarakat sebagai bagian dari cara mengembangkan kewirausahaan dan memperluas kesempatan kerja. Pada kesempatan itu, Menteri meminta agar program serupa Prospek Mandiri direplikasi dan dikembangkan semakin luas oleh banyak pihak. "Silakan untuk direplikasi dan dikembangkan sendiri oleh Pemda, dunia usaha, serta masyarakat luas," katanya. Prospek Mandiri merupakan salah satu model yang dikembangkan untuk menumbuhkan wirausaha baru yang mampu menciptakan kesempatan kerja dan berusaha minimal bagi dirinya sendiri dan bukan menjadi orang yang bergantung pada pihak lain. Program itu dilaksanakan sejak 2006 dengan merekrut sebanyak 990 sarjana melalui pembentukan 41 koperasi di 31 kabupaten/kota pada 14 provinsi. Menurut dia, program itu mendatangkan tantangan tersendiri bagi banyak pihak karena dari sejak awal dalam Prospek Mandiri harus ditanamkan semangat dan daya juang untuk menjadi insan yang mampu menciptakan kesempatan kerja. Dari pengalaman dalam proses seleksi program itu, aspek semangat dan kemauan kewirausahaan inilah yang banyak menjadi ganjalan. Catatan menunjukkan, ada sekitar 29 persen peserta calon tidak meneruskan mendaftar mengikuti Prospek Mandiri setelah mendapat penjelasan bahwa program itu diarahkan untuk menciptakan wirausaha baru. Menteri menilai ukuran keberhasilan Prospek Mandiri tercermin oleh terjadinya perubahan semula, pengurus, dan anggota koperasi yang semula belum ada kejelasan kerja dan usaha saat ini sudah semakin terarah. Prospek Mandiri pesertanya adalah para sarjana yang pertimbangan pokoknya adalah memberi kesempatan kepada mereka untuk mencurahkan tenaga, pikiran, dan biaya yang tidak sedikit untuk menerapkan IPTEK yang dikuasainya. "Saya mengharapkan koperasi peserta Prospek Mandiri ke depan mampu menepis tentang kelemahan kemampuan SDM koperasi. Prospek Mandiri harus mampu mengubah citra koperasi," kata Menteri. Pertumbuhan koperasi dengan nahkoda para sarjana, diharapkan menjadi penghela bagi koperasi lain. Beberapa koperasi peserta Prospek Mandiri dapat dibilang berhasil menjalankan usahanya hingga saat ini. Sidki Ferindiana, S.P. (27), misalnya, Alumnus IPB jurusan Sosial Ekonomi Pertanian itu menjadi pengurus koperasi Prospek Mandiri Jaya Bersama di Wonosono Jawa Tengah pada November 2007 dan memulai usaha pada Desember 2007. Kegiatan usaha berupa pembibitan kentang dengan stek pucuk di Wonosobo dan usaha saprodi terbukti mampu menjaring untung Rp40 juta dalam waktu 6 bulan dengan omzet mencapai Rp150 juta. "Kami juga bisa menghadilkan bibit kentang dari stek pucuk yang bisa menghasilkan 20-30 ton/ha dari semula hanya 15-20 ton/ha," katanya. Contoh lain, Nanang Triatmono, pengurus koperasi Mutiara Timur, Banyuwangi, Jawa Timur. Dengan berusaha dibidang penanaman cabe merah sejak 2007 pernah meraup untung hingga Rp69 juta. "Total penjualan kami pernah mencapai Rp1,1 miliar dalam waktu 8 bulan," katanya. Demikian pula Sri Astuti seorang sarjana yang menjadi Ketua I Koperasi Serba Usaha Sembada Mandiri Sleman bergerak dibidang usaha penggemukan sapi yang terbilang sukses.(*)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2008