Kotabaru (ANTARA News) - Deputy Operation Manager PT Sebuku Iron Lateristic Ores (silo), Sebuku, Kotabaru, Darmadji MT, mengatakan, pihaknya berencana melakukan perampingan karyawan untuk menekan biaya produksi. "Pemutusan hubungan kerja (PHK), adalah jalan terakhir yang akan diambil pihak direksi. Jika kondisi pasar tetap tidak ada perubahan yang lebih baik," demikian dikatakan Darmaji di Kotabaru, Kamis. Sebelum melakukan PHK Darmaji mengaku, akan melakukan ujicoba pengurangan karyawan di beberapa departemen untuk dipindahkan ke departemen yang lebih membutuhkan. "Seperti halnya salah satu departemen yang memiliki 17 orang operator, kita coba kurangi 9 orang dan tersisa delapan orang operator. Kenyataanya delapan operator tersebut mampu menyelesaikan pekerjaan 17 operator," ujarnya. Jika cara yang dilakukan itu berhasil tidak menutup kemungkinan PHK akan segera dilakukan. Namun sebaliknya jika cara penguarangan karyawan tersebut tidak efektif, maka mem-PHK karyawan masih belum dibutuhkan PT Silo yang memiliki sekitar 403 karyawan tersebut. Darmaji mengaku belum dapat memastikan berapa jumlah karyawan yang akan di PHK. Karena rencana PHK tersebut masih dalam proses koordinasi direksi. Kendati berencana melakukan PHK, Darmaji menjelaskan, PT Silo tidak terimbas langsung oleh krisis finansial Amerika, karena pasar ekspor utama biji besi asal Sebuku masuk di negara China. "Berbeda dengan jika tujuan ekspor kita adalah Amerika, mungkin saja kita akan terimbas langsung oleh krisis finansial di negara tersebut. Jadi kebijakan PHK itu hanya kebijakan direksi untuk melakukan efesiensi saja," paparnya. Sementara itu, selain disebapkan masih banyaknya stok biji besi di China hingga 74 juta metrik ton, dan akibat dilaksanakannya olimpiade di China, serta lesunya perkembangan industri properti di beberapa negara termasuk Amerika, permintaan bahan biji besi asal Sebuku cenderung menurun.(*)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2008