Teheran (ANTARA News) - Iran mengecam penculikan seorang diplomatnya Kamis di Pakistan baratlaut, dengan menyebutnya sebagai aksi teroris, demikian dilaporkan Kantor Berita ISNA. "Ini merupakan sebuah tindakan teroris yang kami kecam keras," kata jurubicara Kementerian Luar Negeri Iran Hassan Ghashgavi. Orang-orang bersenjata menyerang sebuah mobil yang membawa atase perdagangan Hashmat Atharzadeh dan menculik diplomat itu, yang sedang dalam perjalanan menuju konsulat Iran di Peshawar, ibukota Provinsi Perbatasan Baratlaut yang dilanda kekerasan. Polisi di Pakitan mengatakan, kelompok penculik menyergap kendaraan itu di daerah dataran tinggi Hayatabad dan menembak mati seorang polisi. Orang-orang bersenjata itu juga membunuh pengawal dan supir Atharzadeh, kata Ghashgavi. "Kami mengadakan kontak dengan pemerintah Pakistan dan pejabat-pejabat setempat (di Hayatabad) dan kami berharap mereka akan menindaklanjuti secara serius kasus itu, menangkap penjahatnya, dan membebaskan serta memulangkan dengan selamat diplomat kami itu," katanya. Serangan itu terjadi di dekat lokasi dimana orang-orang bersenjata yang tidak dikenal membunuh seorang pekerja sosial Amerika dan supir lokalnya pada Rabu. Pada Agustus, seorang diplomat AS selamat tanpa cedera di kota itu setelah kelompok orang bersenjata menembaki mobilnya. Penyerang yang diduga gerilyawan Taliban menculik Konsul Umum Afghanistan Abdul Khaliq Farahi hampir dua bulan lalu dan sampai kini ia masih ditahan oleh kelompok tersebut. Kawasan suku Pakistan, terutama Bajaur, dilanda kekerasan sejak ratusan Taliban dan gerilyawan Al-Qaeda melarikan diri ke wilayah itu setelah invasi pimpinan AS pada akhir 2001 menggulingkan pemerintah Taliban di Afghanistan. Menurut militer, lebih dari 1.500 militan tewas sejak mereka melancarkan ofensif di Bajaur pada awal Agustus, termasuk komandan operasional Al-Qaeda di kawasan itu, Abu Saeed Al-Masri yang berkebangsaan Mesir, demikian dpa.(*)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2008