Kendari (ANTARA News) - Harga emas perhiasan di sejumlah pusat penjualan emas di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), hingga saat ini tetap bertahan pada kisaran Rp290.000 per gram untuk jenis emas 23 karat. Pemantauan di sejumlah tokoh penjualan perhiasan emas di Kota Kendari, Jumat, selain emas 23 karat, juga jenis emas 22 karat bertahan pada kisaran antara Rp240.000-Rp250.000 per gram. Sementara aktivitas jual beli emas tampak biasa-biasa saja. Menurut salah seorang pengrajin dan penjualan perhiasan emas, Henry, transaksi penjualan emas selama sepekan terakhir ini tergolong sepi dibanding dengan bulan lalu, menyusul hasil yang di dapat para warga pendulang emas dari Kabupaten Bombana tergolong agak berkurang. "Kekurangan hasil yang diperoleh para pendulang emas itu karena mereka kesulitan memperoleh air untuk digunakan saat mereka mendulang emas di lokasi," katanya meniru keluhan para pendulang emas saat mereka datang menjual hasilnya ke kota Kendari. Meski demikian, kata Henry, harga pembelian emas Bomban tidak mempenagruhi turunya harga hingga saat ini dan mereka tatap membeli pada posisi yang cukup tinggi yakni kisaran antara Rp215.000 per gram hingga mencapai Rp230.000 per gram. Ia mengatakan, pembelian emas Bombana tersebut adalah emas yang sudah dikategorikan bagus dalam arti tingkat susutnya bila diberishkan nanti, kadar emasnya sudah mencapai 90 persen. Salah seorang warga pendulang emas di Kota Kendari, Adi Baso mengaku, selama sepekan terakhir para pendulang emas di Bombana sudah kesulitan untuk mendapatkan emas satu gram untuk setiap hari menyusul di lokasi penambangan itu sulit untuk memperoleh air sebagai alat untuk mencucui dan membersihkan galian tanah untuk didulang. Ia mengatakan, selama kurang lebih empat hari mendulang emas dengan menggunakan lima orang tenaga, haya bisa mendapat emas per orang rata-rata 2-3 gram saja artinya, secara ekonomi dirinya sudah rugi karena sudah mengeluarkan untuk retribusi dan pembelian alat dan biaya makan. Namun demikian, dirinya tidak berkecil hati dan akan tetap melanjutkan usaha untuk mendulang kembali karena kegiatan mendulang emas itu, ada waktu baik memperoleh yang lebih banyak dan ada pula waktu sial yang mungkin tidak mendapat apa-apa.(*)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2008