Brisbane (ANTARA) - Australia menjadi tujuan favorit dosen perguruan tinggi Indonesia penerima beasiswa program doktor dan master Departemen Pendidikan Nasional (Diknas) RI . Pada 2008, dari 1.104 orang penerima beasiswa, 262 orang diantaranya memilih Australia, kata Dirjen Dikti Dr. Fasli Jalal, Jumat. Australia adalah salah satu dari 32 negara di dunia yang menjadi tempat belajar favorit para dosen universitas negeri dan swasta Indonesia penerima beasiswa Diknas, katanya. Para dosen ini melanjutkan studi ke lebih dari 15 universitas, diantaranya Universitas Queensland, Universitas Flinders, Univresitas James Cook, Universitas La Trobe, Universitas Monash, Universitas Murdoch, dan Universitas Australia Selatan, katanya. Popularitas Australia sebagai negara tujuan pendidikan favorti dosen Indonesia tercermin dari banyaknya peserta program "Sandwich" Diknas RI di mana dari 782 orang peserta program, 148 orang diantaranya memilih Australia. "Jadi total dosen Indonesia yang sedang belajar di berbagai universitas Australia mencapai 410 orang," kata Faisal Jalal. Tujuan Program Sandwich adalah membantu para dosen yang sedang mengambil program doktor di Tanah Air memperoleh pengalaman akademis dan penelitian selama sekitar satu semester di kampus-kampus yang berbeda di Australia. Daya tarik utama Australia terletak pada jaraknya yang relatif dekat dari Indonesia, mutu universitas, dan komunitas Indonesia serta Asia yang relatif besar. Setidaknya ketiga faktor itu menjadi Sugeng Hariyanto (dosen Politeknik Negeri Malang) dan Sentot Imam Wahyono (Universitas Muhammadiyah Surabaya) mengambil program Sandwich di Universitas Queensland. Sugeng memilih Australia karena letaknya relatif dekat, disamping karena Universitas Queensland adalah tempat tepat untuk lebih mendalami teori gramatika fungsional yang menjadi salah satu basis teori dalam proyek penelitian doktoralnya di Universitas Negeri Malang. Sementara bagi Sentot, keberadaan komunitas Indonesia yang relatif besar dan kemudahan untuk memperlancar kemampuan berbahasa Inggris menjadi salah satu alasan penting memilih belajar di Australia. "Kehadiran komunitas Indonesia dan umat Islam memudahkan saya beradaptasi," kata mahasiswa program doktor yang sedang meriset bisnis keluarga di Indonesia itu. (*)

Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2008