Taipei, (ANTARA News)- Para pejabat di penjara tempat mantan presiden Taiwan Chen Shui Bian, mengatakan mereka terpaksa memberikan makanan secara paksa jika ia tidak mengakhiri mogok makan, ungkap laporan-laporan pers, Minggu, sebagaimana dikutip kantor berita DPA. Chen mulai melakukan mogok makan Rabu pagi setelah dibawa ke sebuah penjara Taipei atas tuduhan terlibat penggelapan, dan kesehatannya mulai memburuk , kata jaringan TV kabel CTI. "Chen sakit di bagian kiri dadanya , sakit perut dan merasa mual, tetapi tekanan darah dan nadinya normal, " kata Lee Ta chu , deputi direktur pusat penahanan itu. Laporan CTI itu mengatakan para pejabat sedang berencana untuk memaksa ia makan melalui suntikan ke dalam pembuluh darah atau mengirim dia ke sebuah rumah sakit Minggu jika menolak pemberian gizi itu. Chen, yang mengakhiri masa jabatan presiden empat tahun untuk periode keduanya pada bulan Mei, ditahan Rabu pagi atas tuduhan menggelapkan uang jutaan dolar dengan dalih uang itu digunakan sebagai "dana diplomatik rahasia" untuk mengusahakan atau memperkuat hubungan dengan negara-negara asing. Dalam sebuah pernyataan yang disiarkan dari penjara itu , ia menuduh Presiden Ma Ying jeou , dari Partai Nasionalis China yang bersahabat dengan China , menganiaya dia karena dia mendukung kemerdekaan Taiwan. Ibu Chen, istri dan pengacaranya mendesak dia untuk makan , tetapi ia menolak dan hanya minum air. Ia berjanji akan menyerahkan jiwa raganya bagi kedaulatan pulau itu. Para jaksa mengatakan Chen dapat dikenakan paling tidak lima tuduhan dengan jumlah masa tahanan 30 tahun. Ia dapat ditahan selama beberapa bulan sebelum diadili.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2008