Jakarta (ANTARA) - Harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) pada bulan Desember 2019 berdasarkan perhitungan Formula ICP, mencapai 67,18 dolar As per barel atau naik 3,92 dolar As per barel dari 63,26 dolar per barel pada November 2019.

"Angka ini menjadikan angka realisasi ICP (rata-rata) tahun 2019 sebesar 62,37 dolar As per barel," ungkap Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM, Agung Pribadi di Jakarta, Kamis.

Baca juga: AS-Iran memanas, Menko Airlangga ingatkan potensi harga minyak naik

Agung menyampaikan, Tim Harga Minyak Indonesia melaporkan, kenaikan juga dialami ICP SLC yang mencapai 67,61 dolar per barel atau naik 3,97 dolar per barel dari 63,64 dolar per barel.

Ditambahkan Agung, kesepakatan negara-negara OPEC untuk memperpanjang periode pemotongan produksi dan menambah besaran pemotongan produksi sebesar 500.000 barel per hari menjadi 1,7 juta barel per hari pada akhir 2019, mendorong peningkatan harga minyak mentah utama di pasar internasional selama bulan Desember 2019.

Harga minyak dunia juga didongkrak oleh respon positif pasar atas tercapainya kesepakatan dalam pembicaraan dagang Amerika Serikat (AS) - China Tahap 1 yang meningkatkan harapan pasar pada perbaikan pertumbuhan ekonomi global serta permintaan minyak mentah global. Selain itu, kebijakan Federal Reserve AS untuk tidak merubah tingkat suku bunga sehubungan dengan prospek ekonomi yang dinilai menguntungkan.

Pasar juga memberikan respon positif atas melemahnya nilai tukar Dollar AS terhadap Euro dan Poundsterling sehingga mendorong investor untuk memindahkan investasi di bursa komoditas, serta meningkatnya kebutuhan minyak mentah saat musim dingin dan akhir tahun.

Faktor lain yang meningkatkan harga minyak dunia adalah Energy Information Administration (EIA) melaporkan penurunan stok minyak mentah komersial AS pada bulan Desember 2019 sebesar 5,7 juta barel menjadi sebesar 441,4 juta barel dibandingkan bulan November 2019. Hal ini didukung oleh peningkatan pengolahan minyak di sejumlah kilang AS pada akhir tahun karena ketentuan pajak yang mendorong minimalisasi stok penyimpanan minyak mentah.

Untuk kawasan Asia Pasifik, kenaikan harga minyak mentah juga dipengaruhi oleh impor minyak mentah China yang mencapai rekor tertinggi seiring kilang teapot beroperasi secara maksimal untuk menghabiskan kuota impor untuk tahun ini sehingga tahun depan dapat memperoleh tambahan kuota impor. Selain itu, pertumbuhan permintaan minyak mentah yang sangat pesat di China sebesar 5,5 persen per tahun dan India sebesar 5,1 persen per tahun, dibandingkan dengan AS yang hanya 0,5 persen per tahun dalam dekade terakhir.

Maintenance JERA Power Utility Jepang, menyebabkan meningkatnya permintaan bahan bakar minyak disaat musim dingin di Jepang dan peningkatan (PMI), meningkatkan harapan pasar pada perbaikan pertumbuhan ekonomi China, juga menjadi penyebab kenaikan harga minyak mentah di kawasan Asia Pasifik.

Selengkapnya perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama di pasar internasional pada bulan Desember 2019 dibandingkan bulan November 2019 sebagai berikut:

Dated Brent naik sebesar 4,00 dolar As per barel dari 63,02 dolar per barel menjadi 67,02 dolar per barel.

WTI (Nymex) naik sebesar 2,73 dolar per barel dari 57,07 dolar As per barel menjadi 59,80 dolar per barel.

Basket OPEC naik sebesar 2,63 dolar per barel dari 62,94 dolar per barel menjadi 65,58 dolar per barel.

Brent (ICE) naik sebesar 2,46 dolar per barel dari 62,71 dolar per barel menjadi 65,17 dolar per barel.

Baca juga: Luhut tanggapi kenaikan harga minyak akibat konflik Iran dan AS
Baca juga: Kemenkeu pantau pergerakan harga minyak usai ketegangan Iran-AS

Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Ahmad Wijaya
COPYRIGHT © ANTARA 2020