Jakarta, (ANTARA News) - Rencana penurunan harga premium bersubsidi yang hanya sebesar Rp500 atau sekitar delapan persen pada 1 Desember akan berdampak pada konsumsi rumah tangga, meski dampak itu diperkirakan akan lebih signifikan jika harga solar bersubsidi juga ikut diturunkan. "Multiplier effect (dampak lanjutannya-red)-nya lebih besar (harga-red) solar karena solar kan banyak digunakan di pedesaan," kata Deputi Neraca dan Analisa Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Slamet Sutomo, di Jakarta, Selasa. Penurunan harga premium bersubsidi tersebut karena penurunan harga minyak dunia yang kini berada di bawah 60 dolar AS per barel. Selain itu, bahan bakar solar juga banyak dikonsumsi oleh sektor transportasi yang memiliki peranan besar dalam jalur distribusi dan produksi barang dan jasa. Dengan perkiraan turunnya permintaan global ke depan akibat melambatnya ekonomi dunia, tambahnya, pemerintah harus memperbaiki pasar domestik untuk tetap menjaga momentum pertumbuhan 6,0 persen atau lebih. Menurut BPS, kontribusi konsumsi rumah tangga pada produksi domestik bruto dalam triwulan III 2008 mencapai Rp777,1 triliun atau sekitar 59,8 persen total PDB triwulan III sebesar Rp1.343,8 triliun. Dengan akumulasi PDB hingga sembilan bulan pertama 2008 yang mencapai Rp3.705,3 triliun, BPS memperkirakan total PDB sepanjang 2008 akan menembus angka Rp5.000 triliun. Ini berarti PDB perkapita Indonesia pada 2008 adalah sebesar 2.250 dolar AS per barel dengan nilai tukar rata-rata Rp9.700 per dolar AS.(*)

Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2008