Jakarta (ANTARA News) - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Muhammad Nuh mengharapkan pengoperasian satelit Indostar II milik Indovision bisa mendorong tumbuhnya industri konten siaran di Indonesia.

"Bagi Kominfo yang paling penting adalah mendorong membantu infrastruktur agar industri penyiaran bisa tumbuh dengan baik," kata Menkominfo dalam jumpa pers di kantor Depkominfo Jakarta, Rabu.

Menkominfo langsung memberikan keterangan pers soal Satelit Indostar II setelah sampai di Indonesia dengan didampingi Dirjen SKDI (Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi) Depkominfo Freddy Tulung dan Direktur Utama MCI (Media Citra Indostar/ Indovision) Rudy Tanoesudibyo.

Nuh mengatakan dirinya bersama Dirjen SKDI dan Dirut MCI baru saja pulang setelah melihat secara langsung perakitan satelit Indostar II di pabrik Boeing satellite Systemn Inc, Los Angeles, California Amerika Serikat dan persiapan rencana peluncuran pada 17 Maret 2009 di Baikonur, Kazakhstan.

Nuh mengatakan satelit bagi Indonesia merupakan hal yang penting karena dengan wilayah geografis yang sangat luas dan tidak semua wilayah terhubung dengan infrastruktur darat menjadikan satelit pentung untuk menyebarluaskan siaran televisi.

"Kalau satelitnya sudah beroperasi, maka kanal yang dimiliki oleh Indonesia akan semakin banyak sehingga peluang untuk mengembangkan bisnis konten akan bertambah besar," katanya.

Menurutnya, pengoperasian satelit ini memberi peluang industri konten penyiaran Indonesia tumbuh dan Depkominfo akan mendorong agar industri penyiaran jangan sampai mengimpor konten dari luar negeri.

Cakupan satelit tidak hanya Indonesia saja, tetapi bisa ke negara sekitar seperti Filipina, Malaysia bahkan sampai ke India.

Dengan adanya satelit Indostar II maka negara-negara sekitar Indonesia bisa memanfaatkannya dengan cara sewa.

"Tapi kalau bisa tidak hanya sewa, tapi bisa kerjasama bisnis untuk penyediaan konten," katanya.

Sedangkan Direktur Utama MCI, Rudy Tanoesudibyo mengatakan Satelit Indostar II akan menggantikan Satelit Indostar I yang akan habis masa operasinya tahun depan.

Rudy mengatakan Satelit Indostar II yang menelan biaya 300 juta dolar AS ini mempunyai kapasitas transponder S-band sebanyak 10 buah dan kapasitas transponder Ku-band 123 buah yang diarahkan ke India serta 10 buah ke arah Indonesia dan Filipina/Taiwan.

Jumlah transponder satelit tersebut akan menambah jumlah kanal program Indovision menjadi 100 - 150 kanal termasuk kanal High Definition TV.

Rudy mengatakan pihaknya telah menerima 100 proposal penyewaan kanal dari Satelit tersebut, akan tetapi disayangkan belum ada satupun dari perusahaan Indonesia.

Dia mengharapkan adanya kerjasama bisnis dari perusahaan Indonesia untuk menyewa kanal Satelit Indostar II ini.

"Secara bisnis lebih menguntungkan bila ada bisnis konten lokal Indonesia karena kita bayar dengan rupiah," katanya.

Rudy mengatakan layanan TV berbayar Indovision sendiri saat ini mempunyai 700.000 orang yang terdiri dari 500.000 pelanggan rumah dan 200.000 pelanggan hotel.

"Kita menargetkan ada 1,250 juta pelanggan Indovision pada 2009," katanya.

Dia mengatakan pasar TV berbayar masih sangat besar dimana saat ini hanya baru 2 juta orang yang berlangganan dari 55 juta orang yang mampu berlanggan TV berbayar.
(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2008