Jakarta (ANTARA) - PT MRT Jakarta mengungkapkan bahwa tugas perusahaan patungan PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek yang dibentuk bersama PT Kereta Api Indonesia (KAI) akan melakukan studi komprehensif selama satu tahun.

"Dalam satu tahun ini perusahaan patungan tersebut akan melakukan studi komprehensif terhadap tiga hal, pertama bagaimana integrasi yang efektif itu harus dilakukan, kemudian bagaimana pengembangan transit oriented development (TOD) dilakukan dan TOD-TOD mana yang akan dilakukan dengan melibatkan berbagai sektort termasuk sektor swasta," ujar Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar di Jakarta, Jumat.

Studi berikutnya, menurut William, yang perlu dilakukan adalah bagaimana perusahaan itu harus dikelola di mana tentunya perusahaan itu harus sehat dengan ekosistem yang sehat maka seluruh stasiun serta jaringan transportasi publik ini dapat dikembangkan dengan baik.

"Dari studi tersebut diharapkan dalam enam bulan kita sudah mendapatkan bagaimana orientasi, pembiayaan, kemudian pihak-pihak mana yang bisa dilibatkan dan ini kita serahkan kepada perusahaan patungan KAI-MRT," katanya.

Baca juga: KAI-MRT Jakarta kucurkan Rp80 miliar untuk modal perusahaan patungan

PT MRT Jakarta telah menandatangani perjanjian pemegang saham dengan PT Kereta Api Indonesia dan momen tersebut dinilai sebagai sejarah penting bagi industri transportasi publik, serta arahan dari Presiden Joko Widodo yang kemudian ditindaklanjuti oleh Menteri BUMN Erick Thohir dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

"Pengintegrasian ini akan menjadi model dari bagaimana pengelolaan transportasi publik kereta yang akan dilakukan di kota-kota besar," ujar William.

Selain itu Dirut MRT Jakarta tersebut menambahkan bahwa terdapat inisiatif bernama "Quick Win" yang akan dikerjakan oleh PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek di empat stasiun kereta yakni stasiun Tanah Abang, Senen, Djuanda dan Sudirman.

"Harapannya di akhir Maret 2020 kita akan melihat penataan dan pembenahan di empat stasiun tersebut, utamanya dalam penataan lalu lintas dan transit penumpang dari kereta api ke seluruh moda transportasi publik lain seperti kereta, bus transjakarta, dan ojek," kata William.

Baca juga: Menhub harap integrasi MRT-KAI tingkatkan penggunaan angkutan massal

Untuk jangka satu tahun ke depan, perusahaan patungan KAI-MRT tersebut juga akan memulai pengintegrasian dimulai dengan studi integrasi kereta api dan TOD.

Sebelumnya Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi berharap perusahaan patungan yang dibentuk oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan PT MRT Jakarta dapat menjadi acuan bagi pengembangan angkutan kereta urban di seluruh Indonesia.

Budi Karya mengatakan bahwa integrasi antarmoda, pengembangan kawasan TOD, dan penataan simpul transportasi jika dikelola dengan baik, maka dampaknya bagi pengembangan kota akan sangat baik. Hal tersebut tentunya akan membawa kemudahan bagi masyarakat dalam menggunakan angkutan umum dan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi serta mengurangi kemacetan.

Baca juga: MRT Jakarta dipandang proyek terbaik kerjasama Jepang-Indonesia
Baca juga: Menhub: Kerja sama KAI-MRT Jakarta akan jadi acuan kembangkan KA urban

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Faisal Yunianto
COPYRIGHT © ANTARA 2020