Jakarta,  (ANTARA News) - Rumah Sakit Fatmawati di Jakarta Selatan membutuhkan sebanyak 600 kantong darah per bulan dan jumlah tersebut akan melonjak bila terjadi lonjakan tingkat pasien demam berdarah di wilayah DKI Jakarta.

"Kami membutuhkan sekitar 600 kantong darah untuk satu bulan. Tapi saya belum mengecek lagi apakah jumlah kantong darah di RS Fatmawati untuk bulan November 2008 ini sudah cukup atau belum," kata Kepala Humas RS Fatmawati Atom Kadam ketika dihubungi ANTARA di Jakarta, Kamis.

Namun, ujar Atom, pihaknya telah mendapat kepastian dari pihak Palang Merah DKI Jakarta bahwa jumlah kantong darah untuk bulan November ini di ibukota masih memadai.

Masalah jumlah kantong darah juga termasuk permasalahan krusial karena hal tersebut juga merupakan salah satu fasilitas yang digunakan dalam pengobatan DBD.

Sedangkan bila terjadi lonjakan pasien DBD, Atom menuturkan, RS Fatmawati diperkirakan akan membutuhkan lebih dari 600 kantong tergantung dari tingkat lonjakan yang dicapai.

Sebelumnya, Kepala Unit Transfusi Darah PMI DKI Ismet Sanusi mengatakan, stok darah di PMI DKI Jakarta masih mencukupi untuk menghadapi permintaan dari rumah sakit pada masa menjelang musim hujan yang diperkirakan disertai peningkatan jumlah penderita DBD.

"Stok darah saat ini mencapai 9.189 kantong. Sedangkan trombosit untuk penderita DBD ada 300 kantong. Jadi tidak masalah dengan persediaan darah. Darah melimpah," kata Ismet.

Bahkan, lanjutnya, melimpahnya stok juga menyebabkan sekitar 600 kantong darah telah disalurkan ke Cirebon, Jawa Barat, karena stok darah tersebut tidak dapat disimpan dalam waktu yang terlalu lama.

Sementara itu, Kepala Humas PMI Jakarta, Hari Harsono, mengatakan, jumlah kantong darah yang dibutuhkan pada saat terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) DBD bisa mencapai hingga 1.000 kantong per hari.

"Mudah-mudahan berbagai langkah pemberian insentif kepada pendonor ini dapat mencukupi persediaan darah. Kita tidak mau terulang kekurangan stok darah seperti bulan puasa sampai Lebaran lalu," kata Hari.(*)

Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2008