Nusa Dua,  (ANTARA News) - Siaran olahraga tingkat dunia dikhawatirkan akan kehilangan sponsor-sponsor utamanya karena banyak perusahaan sponsor olahraga yang terpuruk akibat krisis ekonomi global, kata Direktur bagian olahraga Asia-Pacific Broadcasting Union, John Barton.

"Sponsor besar yang biasa membiayai acara olahraga seperti Johnson & Johnson sudah menarik diri, maka siaran olahraga tentu saja akan berdampak pula," katanya saat di emui di sela-sela sidang umum ke-45 Asia-Pacific Broadcasting Union di Nusa Dua, Bali, Kamis.

Ia juga mengatakan krisis ekonomi global ini juga mempengaruhi kebiasaan-kebiasaan masyarakat dunia dengan olahraga.

"Masyarakat akan lebih memilih menyimpan uangnya daripada harus bepergian dan membeli tiket pertandingan olahraga atau yang lainnya, bahkan masyarakat mungkin menunda untuk membeli televisi atau memperbaiki televisi mereka," kata Barton.

Ia juga mengatakan krisis ekonomi yang terjadi saat ini adalah yang terparah sepanjang hidupnya. Ia pun berharap krisis ekonomi global ini akan cepat pulih.

Namun ia juga melihat krisis ekonomi global ini sebagai titik balik ragam siaran olahraga di negara Indonesia. Biaya yang besar untuk membeli hal siar liga bola dunia dapat dilarikan ke siaran olahraga dalam negeri di Indonesia.

"Dana yang besar untuk membeli misalnya Liga Premier Inggris mungkin dapat dialihkan untuk siaran langsung olahraga yang merakyat di Indonesia seperti Badminton atau yang lainnya," kata Barton.

Hal ini pun diakui delegasi ABU Indonesia bidang olahraga yang juga staf ahli Dirut RRI, Hasyim Ado. Ia mengatakan krisis global ini tentu saja akan mempengaruhi peliputan olahraga oleh dunia penyiaran di Indonesia.

Untuk mengatasi hal ini, ABU sebagai lembaga asosiasi penyiaran tingkat Asia-Pacific akan membantu menfasilitasi televisi-televisi nasional dengan negara-negara penyelenggara event olahraga. Cara ini diharapkan dapat meringankan beban biaya membeli hak siar suatu ajang olahraga.(*)

 

Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2008