Mataram,  (ANTARA News) - Sedikitnya sekitar 39.080 anak di Nusa Tenggara Barat (NTB) masih menderita gizi buruk, sehingga diperlukan upaya khusus untuk menangani anak-anak tersebut.

"Sementara jumlah anak-anak yang berada di Bawah Garis Merah (BGM) tercatat 716.317 anak," kata Gubernur NTB, KH. M. Zainul Majdi di Mataram, Senin.

Salah satu strategi untuk mengatasi masalah gizi buruk yakni program percepatan diversifikasi kunsumsi pangan yang dapat mendorong terciptanya peningkatan konsumsi pangan masyarakat yang beragam, bergizi dan berimbang berbasis sumber daya lokal.

Khususnya bagi ibu-ibu hamil, menyusuai, balita dan anak-anak Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan disisi lain kegiatan itu dapat mendorong berkembangnya usaha bidang pangan.

Dia mengakui, pola makan masyarakat NTB masih sulit dirubah diri beras ke aneka ragam makanan lainnya seperti jagung, ubu, singkong serta lainnya, sehingga bagaimana pun kenyangnya jika belum makan nasi, belum dikatakan sudah makan.

Tradisi makan beras bagi masyarakat NTB didukung oleh produksi padi yang berlimpah dimana tahun 2008 produksi padi NTB mencapai 1,7 juta ton Gabah Kering Giling atau setara beras 900.000 ton sementara konsumsi beras bagi masyarakat hanya 555 ribu ton, sehingga terdapat kelebihan beras lebih dari 300.000 ton.

"Untuk itu, orang akan meresa keheranan jika di NTB terjadi gizi buruk, karena NTB kelebihan pangan," katanya.(*)

 

Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2008