Jakarta,  (ANTARA News)- Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar bank Jakarta, Senin pagi bertahan, setelah ada isu yang menyebutkan bahwa Bank Pembangunan Asia (ADB) sepakat akan memberikan pinjaman sebesar 500 juta kepada Indonesia melalui skema multitrance finance facility (MFF) untuk membiayai proyek infrastruktur.

Nilai tukar rupiah stabil pada Rp12.300/12.500 per dolar AS dari sebelumnya Rp12.300/12.405.

Pengamat pasar uang , Edwin Sinaga di Jakarta, mengatakan, sentimen positif terhadap rupiah masih belum dapat mengangkat mata uang Indonesia bergerak naik dibanding hari sebelumnya.

Stabilnya rupiah dinilai cukup baik, karena dengan adanya sentimen positif, maka rupiah tidak terpuruk lebih jauh, katanya.

Selain itu, lanjut dia pemerintah juga harus merubah sistem devisa bebas menjadi terkontrol dan melakukan intervensi gabungan antar bank sentral.

Karena keterpurukan rupiah dinilai sudah cukup tinggi, meski semua mata uang utama Asia lainnya juga mengalami hal yang serupa, katanya.

Pemerintah juga harus mampu menggalang dana warga negara Indonesia (WNI) di luar negeri dalam bentuk dolar AS dan melakukan fasilitas swap dan repo sehingga kebutuhan dolar akan dapat terpenuhi.

"Kami optimis apabila pemerintah dapat melakukan hal tersebut, maka kemungkinan rupiah tidak akan terpuruk lebih jauh, " ucapnya.

Menurut dia, apabila semua itu dapat dilakukan dengan baik,, maka nilai tukar rupiah pada semester kedua 2009 diperkirakan akan kembali membaik bahkan akan bisa dibawah angka Rp10.000 per dolar AS.

Cobalah berusaha dulu dan baru dapat dilihat hasilnya positif apa tidak, ujarnya.

Indonesia, lanjut dia dinilai masih merupakan pasar potensial, karena investor asing cenderung masih berminat untuk menempatkan dananya di pasar domestik.

Apalagi selisih tingkat bunga rupiah terhadap dolar AS masih tinggi merupakan salah satu pendorong bagi asing untuk kembali bermain di pasar domestik apabila gejolak keuangan global mereda, ucapnya.(*)

 

Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2008