Brisbane, (ANTARA News) - Australia bisa bernafas lega karena Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) memperkirakan Australia sebagai satu dari sedikit negara industri maju yang mampu melewati krisis ekonomi global saat ini.

Organisasi yang berbasis di Paris itu menyebutkan Australia masih mampu mempertahankan surplus anggarannya dan terhindar dari resesi ekonomi dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi tahun 2009 sebesar 1,7 persen dan 2,7 persen pada 2010.

Kabar gembira bagi Australia itu didasarkan pada laporan "World Economic Outlook" OECD seperti dikutip Harian "The Australian", Rabu.

Hanya saja, OECD memperkirakan angka pengangguran di Australia mencapai 5,3 persen pada akhir 2009 dan naik menjadi enam persen pada akhir 2010.

Untuk mempertahankan kinerja ekonomi negaranya di tengah ketidakpastian ekonomi global, Perdana Menteri Australia Kevin Rudd telah meluncurkan strategi keamanan ekonomi senilai 10,4 miliar dolar Australia.

Strategi keamanan ekonomi itu bermakna bahwa pemerintah Australia akan melakukan apapun yang mungkin untuk mempertahankan ekonomi negara tetap tumbuh, mencetak lowongan kerja baru, memperbanyak perumahan baru, membantu rakyat yang paling terkena dampak, serta mempersiapkan masa depan.

Australia termasuk salah satu negara di kawasan Asia Pasifik yang terkena dampak dari memburuknya kinerja ekonomi Amerika Serikat (AS).

Negara berpenduduk lebih dari 21 juta jiwa itu merupakan salah satu anggota OECD.

Organisasi ini merupakan forum konsultatif internasional terdepan untuk analisis dan evaluasi kebijakan terhadap isu-isu ekonomi, sosial dan perdagangan bagi negara-negara industri maju. Organisasi ini memberikan saran-saran kepada setiap negara anggotanya.

Selain Australia, negara-negara yang menjadi anggota OECD adalah Austria, Belgia, Kanada, Republik Czech, Denmark, Finlandia, Perancis, Jerman, Yunani, Hungaria, Islandia, Irlandia, Italia, Jepang, Korea Selatan, Luksemburg, Meksiko, Belanda, Selandia Baru, Norwegia, Polandia, Portugal, Republik Slovakia, Spanyol, Swedia, Swiss, Turki, Inggris, dan AS. (*)

Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2008