Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah pihak asing, bilateral maupun multilateral, sudah memberikan konfirmasi mengenai kesiapan mereka memberikan pinjaman pada Indonesia bagi pembiayaan defiisit APBN 2009, jika tidak dimungkinkan menarik pinjaman dari pasar melalui penerbitan obligasi negara. "Untuk bilateral, Jepang sudah jelas karena memiliki hubungan yang sudah mapan, Prancis sudah konfirmasi dalam program pinjaman, Australia sedang dalam pembicaraan," kata Menkeu Sri Mulyani Indrawati, di Jakarta, Selasa. Menurut dia, Bank Pembangunan Asia (ADB) juga sudah memberikan konfirmasi pinjaman sekitar 1,5 miliar dolar AS dan akan dicairkan secepatnya. "Bank Pembangunan Islam (IDB) juga akan standby, termasuk penjajakan penempatan sukuk global yang diterbitkan pemerintah Indonesia," katanya. Mengenai nilai totalnya, Menkeu belum bersedia menyebutkan karena perlu kombinasi yang seimbang sehingga pengelolaannya baik. Menkeu menyebutkan, APBN 2009 menetapkan defisit sebesar satu persen dari PDB atau nominalnya sekitar Rp54 triliun. "Pembiayaan defisit 2009 akan baik, pemerintah melakukan suatu siaga, kalau pasar obligasi tidak reasonable dari segi biaya dan risiko, maka wajib mencari sumber lain baik itu bilateral maupun multilateral," jelasnya. Menurut dia, langkah alternatif itu sedang diupayakan dan jika sudah benar-benar disusun dengan baik akan diumumkan baik dari bilateral maupun multilateral. "Insya Allah kalau sudah ditetapkan, akan diumumkan, baik bilateral, multilateral, atau market. Kapanpun kalau pasar OK, baik domestik atau global, pasti akan kita luncurkan," kata Menkeu. (*)

Pewarta: muhaj
COPYRIGHT © ANTARA 2008