Madinah (ANTARA News) - Kota Madinah Almunawwarah, Rabu, ditinggalkan jemaah haji Indonesia, karena seluruh jemaah haji Indonesia bergerak ke Mekkah Almukarromah untuk persiapan menunaikan ibadah haji.
    
Informasi dari Sistem Komputerisasi Haji Terpadu Siskohat Daerah Kerja Daker Madinah menyebutkan bahwa hingga pukul 10.23 WAS atau pukul 14.23 WIB mencatat enam dari 10 kloter masih tersisa di Madinah.
    
Enam kloter yang tersisa dengan 2.103 jemaah direncanakan bergerak ke Mekkah seluruhnya pada bakdal Dhuhur pukul 12.09 WAS atau pukul 16.09 WIB, kecuali beberapa jemaah Indonesia dengan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) khusus atau BPIH Plus.
    
Ke-10 kloter jemaah haji yang terakhir ke Mekkah adalah kloter 40 SUB (Surabaya), 9 BDJ (Banda Aceh), 14 MES (Medan), 32 SOC (Solo), 11 PLM (Palembang), 39 SUB (Surabaya), 13 BTJ (Banda Aceh), 13 BTH (Batam), 11 PDG (Padang), dan 33 SOC (Solo).
    
Secara berurutan, ke-10 kloter itu di Mekkah akan menempati maktab 58, 62, 57, 29, 2, 15, 9, 32, 17, dan 41.
    
Hingga pukul 10.23 WAS, 371 kloter jemaah sudah ada di Mekkah dengan 145.304 calon haji , sedangkan di Madinah tinggal enam kloter dengan 2.103 orang , sehingga bila enam kloter sudah bergerak ke Mekkah, maka di Mekkah akan terdapat 147.407 calon haji dalam 377 kloter. Di Jeddah sendiri masih ada satu kloter dengan 448 warga .
    
"Evakuasi jemaah sakit juga kami lakukan, bahkan Selasa (25/11) ada 12 jemaah yang dievakuasi ke Mekkah, sedangkan hari ini (26/11) juga ada, karena di Mekkah masih ada belasan jemaah sakit," kata Wakil Kepala Daerah Kerja Bidang Pelayanan Kesehatan di Madinah, dr Bermawi Syahdjam .
    
Menurut Bernawi , evakuasi jemaah sakit akan dilakukan hingga 5 Desember, karena BPHI Madinah akan tetap dijaga seorang dokter, dua perawat, seorang asisten apoteker, dan sebuah ambulans untuk menunggu jemaah yang sakit, sekaligus membantu jemaah haji BPIH Plus.
    
"Menjelang wukuf, kami akan melakukan  sweeping jemaah sakit di beberapa rumah sakit, karena hal itu berkaitan dengan ibadah haji dari jemaah yang sedang sakit itu. Kalau memang dapat dirujuk, tentu akan dibawa ke Mekkah, tapi kalau tidak memungkinan, maka kami laporkan ke Kepala Daker untuk dilakukan `badal` atau perwakilan haji," katanya. (*)

Editor: Guntur Mulyo W
COPYRIGHT © ANTARA 2008