Singapura  (ANTARA News) - Harga minyak jatuh di perdagangan Asia, Kamis, menyusul munculnya kembali kekhawatiran melemahnya  permintaan energi setelah data AS terakhir memperlihatkan kenaikan yang lebih besar ketimbang perkiraan dalam stok minyak mentah negara itu, para dealer menyatakan. Pada transaksi petang kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk penyerahan Januari, turun 1,07 dolar menjadi 53,37 dolar per barel. Minyak mentah Brent Laut Utara untuk pengiriman Januari jatuh 1,05 dolar menjadi 52,87 dolar per barel. Pemerintah AS mengumumkan Rabu dalam laporan mingguannya bahwa cadangan minyak mentahnya meningkat dengan 7,3 juta barel pada pekan yang berakhir 21 Nopember. Para analis memperkirakan kenaikan hanya 900.000 barel saja. "Yang menjadi kecemasan utama mungkin adalah naiknya stok minyak," kata Jason Feer, analis pasar energi dari Argus Media Ltd di Singapura,  kepada AFP. Menurut Feer, melonjaknya cadangan minyak mentah mengindikasikan "lemahnya permintaan" di AS. AS merupakan pemakai energi terbesar di dunia dan ekonominya yang kacau -- sudah mengalami resesi kata para ekonom terkemuka, menjadi penyebab utama di balik anjloknya harga minyak. (*)

Pewarta: muhaj
COPYRIGHT © ANTARA 2008