Jakarta (ANTARA News) - Selain berhasil memperjuangkan Ketua DPR RI, HR Agung Laksono sebagai Presiden `Asian Parliamentary Assembly` (Sidang Parlemen se-Asia), Delegasi Parlemen Indonesia juga mengusulkan pembentukan dana moneter Asia. "Tujuannya untuk membantu perekonomian negara-negara Asia yang terkena dampak ekonomi global," kata Ketua Komisi I DPR RI, Theo L Sambuaga, kepada ANTARA News, di Jakarta, Kamis, di sela-sela acara Sidang ke-3 APA yang berlangsung di `Jakarta Convention Center`. Usulan ini, menurut Theo Sambuaga yang juga menjadi salah satu anggota delegasi Indonesia, disampaikan langsung oleh Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Abdillah Toha di hadapan para anggota parlemen saat acara `general debate`, di `Assembly Hall`. Baik Theo Sambuaga, maupun Abdillah Toha, secara terpisah mengatakan, Asia harus dapat memainkan peranan lebih besar di dalam perekonomian dunia. Karenanya, negara-negara di Asia harus bersatu dan mengurangi ketergantungan terhadap ekonomi Amerika Serikat. Sementara itu, Abdillah Toha pada kesempatan tampil mewakili Indonesia di forum `General Debate`, mengungkapkan, pemikiran dana moneter Asia itu sebetulnya sudah tercetus pada sidang APA ke-dua, namun kurang memperoleh dukungan. "Oleh karena itu, harus segera membentuk Tim Studi `Asia Monetary Fund`. Asia harus kuat bersama-sama dengan memperkuat perdagangan komoditas antar negara Asia, sehingga dapat meminimalisasi dampak ekonomi global," ujarnya. Selain itu, lanjutnya, Asia harus membentuk mekanisme transparansi aliran modal, sebab belakangan ini, arus modal mulai tidak terkendali bahkan cenderung ke arah spekulatif. Ia juga menambahkan, Dana Moneter Asia tersebut dapat memperkuat pasar domestik antar negara Asia, juga dapat mengembangkan infrastruktur negara Asia yang lemah secara ekonomi. "Ini dapat memperkuat ekonomi Asia secara keseluruhan," tegasnya lagi. Abdillah Toha kemudian mengharapkan, Asia dapat mengambil alih tampuk perekonomian global. Ia menggambarkan pula, potensi perekonomian Asia sangat besar, bahkan memiliki cadangan ekonomi sebesar tiga triliun dollar AS. "Namun mayoritas negara Asia belum sepenuhnya mampu memainkan perannya di perekonomian Dunia. Bahkan, menurutnya, hubungan dagang antar Asia masih kalah dibandingkan dengan Eropa. "Inilah yang perlu diperbaiki, demi memperkuat Asia," tandas Abdillah Toha.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2008