Bengkulu (ANTARA News) - Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Bengkulu menggandeng pihak ketiga untuk mengembangkan energi alternatif, bio fuel dengan menggunakan bahan baku jarak pagar.

"Kita sudah melakukan pembicaraan terkait kerja sama itu, kini sedang dalam tahap penyusunan nota kesepahaman (MoU)," kata Kepala Disbun Provinsi Bengkulu, Taswin Munir di Bengkulu, Kamis.

Setelah kesepakatan tercapai, pabrik pengelolaaan jarak dan perkebunan tanaman itu milik pemerintah Provinsi Bengkulu akan diserahkan pada pihak ketiga tersebut.

Menurut dia, keputusan untuk berkerja sama dengan pihak ketiga dalam industri bio fuel itu, karena ingin mengoptimalkan pabrik pengolahan jarak sehingga hasilnya lebih baik dan memperoleh keuntungan.

"Kalau dikelola oleh birokrasi kurang maksimal, karena ada tugas lain yang harus dilaksanakan yakni memberikan pelayanan pada masyarakat," katanya.

Atas dasar itulah, kata Taswin, akhirnya diputuskan penanganan industri bio fuel tersebut diserahkan pada pihak ketiga yang profesional.

Dinas Perkebunan telah membangun satu unit pabrik pengolahan jarak dari 13 unit yang direncanakan. Pabrik itu, berlokasi di kawasan pelabuhan Pulau Baai, Kota Bengkulu.

Taswin juga menjelaskan, pabrik tersebut telah diujicobakan dengan minyak jarak yang dihasilkannya cukup bagus.

"Warna minyak jarak hasiluji coba itu berwarna kuning bening seperti minyak goreng. Kita membuat dalam dua versi, yakni satu kali pengolahan dan dua kali pengolahan," katanya.

Ia juga mengaku, akan menyerahkan kebun jarak seluas 50 hektere (Ha) miliki Dinas Perkebunan, kepada pihak ketiga yang dipercaya untuk mengelola industri bio fuel tersebut,

"Jarak dari hasil perkebunan itulah untuk memasok kebutuhan bahan baku selain pembelian dari masyarakat," katanya.

Taswin juga mengaku, telah meminta pihak ketika itu agar membuar jaringan di tingkat kecamatan dan kelurahan/desa untuk membeli biji jarak dari masyarakat.

"Sebenarnya saat ini banyak masyarakat yang telah menanam jarak dan sebagian sudah menghasilkan, tapi mereka tidak tahu harus menjual kemana. Kita sudah minta agar pihak ketiga yang menjadi rekanan untuk membuat jaringan untuk membeli jarak warga itu," katanya.(*)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2008