Mumbai (ANTARA News) - Pasukan komando India berjuang mengakhiri krisis penyanderaan Kamis di Mumbai dengan memerangi kelompok muslim bersenjata yang menahan tamu-tamu asing di dua hotel mewah setelah serangan-serangan di kota itu menewaskan lebih dari 125 orang. Perdana Menteri India Manmohan Singh mengatakan, kelompok penyerang berasal dari "luar negeri", sementara pejabat militer yang memimpin operasi untuk menghalau mereka menekankan bahwa orang-orang itu berasal dari Pakistan, negara tetangga saingan India. Mayor Jendral R.K. Hooda mengatakan kepada wartawan, mereka "berpura-pura" sebagai orang India. Menteri Pertahanan Pakistan Ahmed Mukhtar membantah keterlibatan negaranya dalam serangan tersebut. "Dalam kasus-kasus sebelumnya, mereka juga bertindak seperti ini, namun belakangan semua itu terbukti salah," kata Mukhtar kepada AFP. "Kami sangat yakin bahwa Pakistan tidak terlibat dalam hal ini," kata menteri pertahanan tersebut. Sejumlah pejabat kepolisian India mengatakan, pasukan sedang melakukan penyisiran dari lantai ke lantai di Hotel Taj Mahal dan Hotel Oberoi (Trident), hampir 24 jam setelah orang-orang yang bersenjatakan senapan serang dan granat menyerbu bangunan-bangunan tersebut. Tembakan senapan dan ledakan terus terdengar dari kedua hotel itu, dimana puluhan tamu masih terperangkap di dalam ruangan-ruangan mereka dan terlalu takut untuk bergerak. Menurut sumber-sumber rumah sakit yang dikutip Kantor Berita PTI, sembilan warga asing termasuk diantara korban-korban tewas, yang mencakup seorang pengusaha Jepang, seorang Australia, seorang Inggris, seorang Jerman dan seorang Italia. Sejumlah orang Amerika, Perancis, Israel dan Kanada disebut-sebut ikut terperangkap. Terjadi juga penyanderaan terpisah di kompleks rumah-kantor yang mencakup sebuah pusat Yahudi dimana seorang rabbi dan keluarganya ditahan oleh orang-orang bersenjata. Tamu yang berhasil melarikan diri dari hotel-hotel itu menceritakan bagaimana orang-orang bersenjata itu secara terinci mencari warganegara Amerika dan Inggris. Polisi mengatakan, hotel Taj telah terbebas dari penyanderaan dan lebih dari 40 sandera lagi diselamatkan dari hotel Oberoi dimana kebakaran besar terjadi di lantai atas. Sedikitnya lima orang bersenjata ditembak mati dan satu orang ditangkap. Sekitar selusin personel keamanan juga tewas, termasuk kepala satuan anti-teror Mumbai. Sebuah kelompok tak dikenal yang menamakan diri Deccan Mujahedeen mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu, dan seorang bersenjata mengatakan kepada saluran televisi India melalui telepon bahwa mereka berasal dari India dan melakukan serangan itu karena perlakuan terhadap muslim India. Sejumlah pejabat India menuduh serangan itu dilakukan oleh kelompok dukungan Pakistan, Lashkar-e-Taiba, yang terkenal karena serangan terhadap parlemen India pada 2001. Namun, jurubicara Lashkar membantah terlibat dalam serangan tersebut. Kepala kepolisian Mumbai Hassan Gafoor mengatakan kepada AFP, lebih dari 125 orang tewas dan jumlah itu mungkin bisa meningkat. Hampir 300 orang lagi dilaporkan cedera. India dilanda serangkaian serangan terkoordinasi dalam beberapa bulan terakhir ini. Sebuah kelompok muslim yang kurang dikenal, Pasukan Keamanan Islam - Mujahidin India, mengklaim bertanggung jawab atas serangkaian ledakan bulan lalu di Negara Bagian Assam, India timurlaut, yang menewaskan hampir 80 orang. Sebanyak 12 ledakan mengguncang negara bagian yang dilanda kekerasan itu, enam diantaranya terjadi di daerah-daerah padat di kota utama Guwahari. Enam pekan sebelumnya New Delhi, ibukota India, diguncang serangkaian ledakan bom di pasar-pasar ramai yang menewaskan lebih dari 20 orang. Pemboman itu diklaim oleh Mujahidin India.(*)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2008