Brisbane (ANTARA News) - Maskapai penerbangan nasional Australia, "Qantas", sudah mendapat sinyal awal dukungan pemerintah federal untuk merger dengan maskapai penerbangan Inggris, "British Airways".

Sinyal dukungan itu datang dari Menteri Infrastruktur, Transportasi, Pembangunan Wilayah dan Pemerintah Lokal, Anthony Albanese sebagai bagian dari rencana pengamanan masa depan sektor penerbangan negara itu, demikian laporan media Australia, Rabu.

Albanese seperti dikutip Harian "Sydney Morning Herald" mengatakan, pemerintah akan meninjau kembali pembatasan kepemilikian maskapai penerbangan asing yang dibuat sebelum penjualan Qantas tahun 1995.

"Saat ini ada pembatasan kepemilikan asing perorangan sebesar 25 persen dan maskapai penerbangan asing sebesar 35 persen," katanya.

Dengan menghilangkan pembatasan itu dan mempertahankan 51 persen kepemilikan Australia atas Qantas, Albanese memperkirakan Qantas dapat memenuhi syarat Undang-Undang Navigasi Udara yang mewajibkan 51 persen dimiliki Australia.

British Airways yang pernah menjual sisa sahamnya sebesar 18,5 persen di Qantas tahun 2004 disebut-sebut sebagai mitra merger Qantas.

Selama ini, British Airways merupakan salah satu pesaing Qantas di pasar penerbangan Asia.(*)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2008