Washington (ANTARA News) - Sekelompok purnawirawan perwira tinggi AS, Rabu, mendesak Presiden-terpilih Barack Obama untuk segera memulihkan citra militer yang terpuruk sehubungan dugaan penyiksaan-penyiksaan terhadap para tersangka teroris. "Kita harus menghilangkan noda itu, noda pada kita, noda pada nama baik kita di luar negeri," kata Laksamana Muda (purn) Lee Gun, mantan inspektur jenderal angkatan laut AS. Gun dan belasan perwira tinggi dijadwalkan bertemu dengan tim Obama di Washington. Gun dan kawan-kawannya akan mengusulkan daftar prinsip-prinsip anti-penyiksaan dan sebagian bisa segera diterapkan. Mereka mengusulkan agar semua interogator menggunakan satu standard yaitu Petunjuk Lapangan. Buku petunjuk itu mengharuskan perlakuan yang manusiawi serta melarang praktik seperti "waterboarding" (simulasi menenggelamkan). Praktik itu banyak dikecam sebagai praktik penyiksaan. Langkah segera lainnya yang diusulkan kepada Obama adalah membatalkan perintah kepresidenan yang mengizinkan dinas intelijen CIA menggunakan perlakukan kasar. Usul lainnya agar Palang Merah Internasional mendapat akses kepada semua tahanan badan-badan intelijen. Kelompok perwira tinggi itu juga mengusulkan moratorium (penghentian sementara) pengiriman tahanan ke negara lain untuk diinterogasi. "Semoga dia dapat mengucapkan beberapa kalimat saat pidato pelantikan untuk memulai posisi baru. Dari situ selanjutnya semuanya akan mengalir," kata Mayjen (purn) Fred Haynes. Resimen Haynes-lah yang mengibarkan bendera AS di Iwo Jima saat Perang Dunia II. Obama telah mengecam "waterboarding" dan interogasi lainnya yang selama ini diizinkan pemerintah AS lewat perintah-perintah rahasia. "Penyiksaan adalah cara untuk menciptakan musuh, bukan cara untuk mengalahkan mereka," kata Obama pada Oktober 2007.Dia juga berikrar akan menutup penjara para tersangka teroris di Teluk Guantanamo. Penjara itu adalah lambang internasional untuk penyiksaan terhadap tahanan.(*)

Pewarta: adit
Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2008