Timika, Papua (ANTARA News) - DPRD Kabupaten Mimika, Papua mendesak Pemerintah Kabupaten Mimika dan semua komponen masyarakat di wilayah ini agar bersungguh-sungguh menanggulangi penyakit yang mematikan HIV/AIDS yang terus "menjalar" ke semua lapisan masyarakat.

Hal itu disampaikan anggota DPRD Mimika, Anastasia Tekege di Timika, ibukota Kabupaten Mimika, Kamis menanggapi fenomena perkembangan penyakit HIV/AIDS di wilayah ini yang semakin hari semakin mengkhawatirkan kelangsungan hidup masyarakat di wilayah ini.

"Pemerintah dan semua komponen masyarakat Mimika harus bersungguh-sungguh menanggulangi HIV/AIDS karena sesuai data dari Dinas Kesehatan Provinsi Papua per 30 Juni 2008, jumlah pengidap penyakit yang mematikan ini sebanyak 1.681 orang -terhitung paling banyak dari kabupaten lainnya di Papua," kata Anastasia.

Menurut dia, apabila semua pihak tidak mengambil langkah-langkah strategis untuk menanggulangi penyakit ini maka tidak tertutup kemungkinan masyarakat Mimika akan kehilangan generasi baru yang berkualitas.

Sesuai Data Dari Dinkes Provinsi Papua, per 30 Juni 2008 jumlah pengidap HIV/AIDS di provinsi ini sebanyak 4.114 orang dan Kabupaten Mimika merupakan pengidap HIV/AIDS terbanyak disusul Kabupaten Merauke 987, Biak 421, Nabire 383, Kota Jayapura 218, Kabupaten Jayapura 203, Kabupaten Jayawijaya 118 orang.

Sementara itu, Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana (Dinkes-KB) Kabupaten Mimika, Papua saat ini gencar melakukan sosialisasi penggunaan metode "oral quick" dalam pemeriksaan virus HIV.

Kasubdin Pelayanan Kesehatan Dinkes-KB Mimika, dr Helena Burdam kepada ANTARA mengatakan penggunaan metode "oral quick" lebih praktis yaitu hanya dengan memeriksa sample salifa (air liur) untuk mengetahui apakah seseorang positif tertular virus HIV, tanpa harus mengambil darah yang bersangkutan untuk diteliti.

"Di Mimika banyak orang tidak mau melakukan tes darah karena berbagai alasan seperti malu atau takut. Dengan peralatan oral quick pemeriksaan HIV lebih praktis dan aman untuk seseorang," kata dr Helena Burdam.

Cara pemeriksaan virus HIV dengan metode "oral quick" yaitu petugas memasukan sejenis sendok ke dalam mulut seseorang. Sendok tersebut dioles-oles pada bagian bawah lidah, gusi dan langit-langit mulut untuk mendapatkan sample salifa (air luiur) dan selanjutnya dimasukan ke dalam tabung.

Peralatan yang sangat sederhana ini mampu mengidentifikasi adanya virus HIV atau tidak dalam diri seseorang dalam waktu 10-15 menit.

"Jika terbaca satu strip dalam peralatan oral quick maka yang bersangkutan negatif HIV, namun jika terbaca dua strip itu berarti reaktif atau positif HIV," tutur dr Helena Burdam.

Kendati mampu mengidentifikasi virus HIV dalam waktu singkat, namun hasil pemeriksaan dengan metode oral quick ini membutuhkan konfirmasi lebih lanjut melalui tiga tahapan pemeriksaan (pararel test) lanjutan yakni pemeriksaan darah, determine dan ongkovrobe.

Menurut dr Helena Burdam, peralatan oral quick resmi digunakan di sejumlah klinik VCT (klinik pemeriksaan HIV/AIDS) di Mimika sejak Januari 2008 dan saat ini sering dimanfaatkan untuk melakukan survei pada kelompok-kelompok yang rentan tertular atau beresiko tinggi seperti tukang ojek, anggota TNI/Polri, sopir, ibu rumah tangga, Pekerja Seks Komersial (PSK), tukang pijat dan lainnya.

Kasus HIV/AIDS di Mimika saat ini merupakan yang tertinggi di Papua dan Indonesia pada umumnya. Data yang tercatat di Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Mimika, 30 Juni 2008 tercatat 1.681 orang tertular HIV/AIDS.

Jumlah tersebut diprediksi terus meningkat seiring dengan masih rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat terhadap bahaya HIV/AIDS terutama masyarakat yang bermukim di kampung-kampung pedalaman dan pesisir yang kurang mendapat informasi dan penyuluhan dari para petugas dan sukarelawan. (*)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2008