Jakarta, 4/12 (ANTARA) - PT Pertamina (Persero) melalui salah satu anak perusahaannya yang bergerak di sektor hulu PT Pertamina EP mulai memasok secara komersial gas ke Pembangkit Listrik Muara Tawar. Pasokan gas sebesar 30 BBTU (Billlion / Milliar British Thermal Unit) per hari atau setara dengan 23 MMSCFD (Juta Kaki Kubik Per hari) ini dipenuhi masing-masing dari Lapangan Pondok Tengah sebesar 11.4 MMSCFD, Lapangan Tambun sebesar 10.5 MMSCFD dan Pondok Makmur 1.1 MMSCFD. Pasokan gas ke Pembangkit Listrik Muara Tawar ini juga merupakan salah satu bagian dari skenario mengurangi ketergantungan pembangkit terhadap BBM dan menghemat penggunaan bahan bakar. Pasokan ini akan terus ditingkatkan hingga mencapai 30 MMSCFD pada akhir 2009. Pasokan gas dari Lapangan Tambun dialirkan menuju Pondok Tengah melalui pipa sepanjang 6,3 km diameter 6 inchi yang selanjutnya menjadi satu dengan produksi gas dari Pondok Tengah melalui pipa sepanjang 5,2 km diameter 12 inchi menuju Muara Tawar. Lapangan Pondok Tengah dan Tambun, pada saat ini memiliki kemampuan memproduksi gas ikutan sebesar 50 MMSCFD yang selama ini belum termanfaatkan secara optimal. Melalui penyaluran ini akan meningkatkan optimalisasi gas di kedua lapangan tersebut sekaligus meningkatkan pendapatan Negara. Berdasarkan Kontrak Jual Beli Gas antara Pertamina EP dan Pembangkitan Jawa Bali (PJB) Muara Tawar, harga gas untuk pasokan sampai dengan 30 BBTU per hari sebesar USD 4.5/MMBTU dan kelebihan pasokan akan dihitung dengan harga USD 5.4/MMBTU. Produksi gas Pertamina EP untuk 2008 rata-rata sebesar 1005 MMSCFD atau 95% dari total produksi Pertamina, yang keseluruhannya digunakan untuk memasok kebutuhan energi di dalam negeri. Dari jumlah tersebut 28% dipasok kepada Perusahaan Gas Negara (PGN), 22% untuk kebutuhan industri, dan masing-masing 18% untuk pupuk dan pembangkit listrik, dan 14% lainnya untuk kebutuhan Kilang Pertamina & Own Use. Pertamina melalui anak perusahaannya Pertamina EP terus berupaya meningkatkan produksi minyak & gas di tengah tingginya angka peningkatan konsumsi energi dan turunnya produksi nasional. Produksi minyak Pertamina EP mengalami pertumbuhan yang signifikan sejak 2003 dengan tingkat pertumbuhan rata-rata (Capital Average Gross Ratio/CAGR) mencapai 3,1% dari level produksi 95,6 ribu barrel per hari (MBOPD) di 2003 menjadi 102,2 MBOPD di 2006. Produksi ini mengalami pertumbuhan 6,7% di 2007 menjadi 110,3 MBOPD dan diperkirakan akan kembali naik sebesar 7,8% di 2008. Produksi rata-rata Pertamina EP untuk bulan Oktober 2008 telah mencapai 120,3 MBOPD. Pada 2009 Pertamina EP mentargetkan tingkat pertumbuhan produksi minyak sebesar 6,2% dengan target produksi sebesar 125,5 MBOPD. Untuk mencapai target tersebut, Pertamina EP telah menetapkan tujuh fokus poin. Fokus Pertama ditetapkan pada bakcbone pencapaian target produksi yang diproyeksikan berasal dari lapangan Sukowati, Pondok Tengah, Tambun dan Poleng; Kedua, fokus kepada optimalisasi produksi dengan perbaikan infrastruktur dan fasilitas produksi untuk peningkatan produksi yang berasal dari lapangan eksisting. Ketiga, fokus kepada pelaksanaan reaktivasi sumur-sumur tua pada lapangan yang telah eksis. Keempat, fokus kepada pelaksanaan reaktivasi lapangan tua. Kelima, fokus kepada pengurasan dan penurasan ekstraksi pada pipa pipa transmisi gas kondensat. Keenam, fokus kepada pelaksanaan proyek EOR. Dan Ketujuh, pelaksanaan put on production untuk sumur-sumur temuan eksplorasi. Untuk keterangan tambahan, silakan hubungi Anang Rizkani Noor, Vice President Komunikasi PT Pertamina (Persero), Email: Anang.Noor@pertamina.com

Editor: PR Wire
COPYRIGHT © ANTARA 2008