Jakarta (ANTARA News) - PT Telkom Tbk akan menginvestasikan Rp50 miliar untuk mengembangkan portal bisnis yang terintegrasi sebagai upaya meningkatkan layanan di tengah persaingan ketat bidang teknologi informasi dan komunikasi (ICT).

"Layanan portal bisnis tersebut merupakan menjadi subsitusi sekaligus pendukung produk-produk atau layanan Telkom yang sudah ada," kata Direktur Utama Telkom Rinaldi Firmansyah, usai Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR-RI, di Gedung MPR/DPR, di Jakarta, Kamis dinihari.

Menurut Rinaldi portal yang diperkirakan bisa diluncurkan tahun 2009 itu, merupakan super portal yang menjadi tulangpunggung sistem telekomunikasi berbasis IT secara terintegrasi yang memberikan kehandalan layanan.

"Konten (isi) portal belum bisa kami ungkapkan, akan tetapi bukan portal berita yang saat ini sudah sangat banyak," katanya.

Menurut Rinaldi, pembentukan portal bisnis terintegrasi tersebut merupakan bagian dari 10 inisiatif perseroan sebagai strategi menghadapi persaingan industri telekomunikasi yang kian ketat.

Ke sepuluh inisiatif tersebut antara lain, optimalisasi layanan telepon tetap kabel, memadukan layanan seluler dan telepon tetap nirkabel (FWA), integrasi "next generation network core" (NGN), investasi pengembangan jaringan internet pita lebar.

Pada kesempatan itu Rinaldi juga menyatakan bahwa perseroan akan terus melanjutkan ekspansi bidang telekomunikasi dan multimedia tidak hanya di dalam negeri tetapi juga ke luar negeri.

Melalui anak perusahaanya PT Multimedia Nusantara (Metra) telah mengakuisisi dua perusahaan berbasis IT yaitu perusahaan dalam negeri PT Cipta Cipta Caraka (Sigma) mengembangkan bisnis DRC (Disaster Recovery Center).

Serta akuisisi Scicom, perusahaan berbasis di Malaysia yang bergerak pada "business process outsourcing & contact centers.

Selain merambah bidang multimedia, operator telekomunikasi terbesar di Indonesia ini sedang melakukan penjajakan pengembangan bisnis dengan sejumlah operator telekomunikasi di luar negerai antara lain perusahaan telekomunikasi milik pemerintahan Iran.

"Ekspansi ke Iran menarik, karena tingkat penetrasi telekomunikasi di negeri itu masih sekitar 50 persen dengan tingkat pendapatan per kapita yang cukup tinggi," ujarnya.
(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2008