Amman,  (ANTARA News) - Jordania pada hari Sabtu mengutuk apa yang mereka sebut serangkaian agresi terhadap warga sipil Palestina oleh pemukim Yahudi di kota Al-Khalil (Hebron) di Tepi Barat Sungai Jordan.

Jordania mendesak pemerintah Israel agar menghentikan aksi provokatif semacam itu.

Menteri Luar Negeri Jordania Salahiddin Al Bashir mengatakan, "Pemerintah Jordania dengan keras mencela agresi yang dilakukan oleh pemukim terhadap warga sipil Palestina dan percaya serangan semacam itu akan memiliki dampak berbahaya pada proses perdamaian."

Beberapa sumber Palestina mengatakan pemukim Yahudi melepaskan tembakan Jumat, membuat seorang pria Palestina dan putranya cedera, setelah tentara Israel memaksa pemukim Yahudi ultranasionalis mengosongkan satu bangunan berlantai empat yang menjadi sengketa di Al-Khalil.

Bentrokan juga dilaporkan terjadi antara orang Palestina dan pemukim Yahudi bersenjata yang membakar beberapa rumah orang Palestina di kota tersebut dan sekitarnya.

Tepi Barat adalah bagian dari Kerajaan Bani Hasyim Jordania sebelum Israel merebut wilayah itu dalam Perang Enam Hari 1967.

Ketika bertemu dengan Utusan Timur Tengah dan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Alexander Sultanov guna membahas proses perdamaian Timur Tengah, Al Bashir menyatakan Israel bertanggung-jawab langsung atas semua tindakan itu, yang melanggar hukum kemanusiaan internasional.

Menteri Jordania tersebut juga mendesak masyarakat internasional untuk segera bertindak guna meringankan penderitaan rakyat Palestina di Jalur Gaza, yang telah menghadapi blokade Israel.   

Pada gilirannya, Sultanov menyampaikan penghargaan negerinya atas peran yang dimainkan Jordania dalam mendukung proses perdamaian Timur Tengah. Ia menambahkan Rusia terikat komitmen untuk mewujudkan perdamaian dan kestabilan di wilayah tersebut.

Kedua pihak juga membahas hasil pertemuan baru-baru ini oleh para menteri luar negeri Arab di Kairo, Mesir, yang menyerukan dukungan Arab untuk Pemerintah Otonomi Nasional Palestina dan Presidennya Mahmoud Abbas dan bagi dilanjutkannya upaya perdamaian dan perujukan di kalangan faksi Palestina.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2008