Jakarta (ANTARA News) - Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) meminta pemerintah segera memberlakukan Penjaminan Simpanan Penuh (Full Blanket Guarantee) termasuk Pinjaman Antar Bank.

"Sebaiknya Pemerintah segera memberlakukan Penjaminan Simpanan Penuh termasuk Pinjaman Antar Bank agar perbankan relatif tenang menghadapi krisis keuangan global dan bisa fokus pada pembiayaan sektor riil," kata Ketua Perbanas Sigit Pramono, dalam Forum PPP Mendengar, di Jakarta, Selasa.

Bahkan Sigit kuatir jika tidak segera diberlakukan jaminan penuh ini, banyak bank-bank kecil pada tahun depan sudah menjadi pesakitan LPS (Lembaga Penjaminan Simpanan).

"Sebagian besar likuiditas ada di bank-bank besar, jika penjaminan penuh ini tidak segera dilakukan maka akan terjadi perpindahan dana dari bank kecil ke bank besar, sehingga bank-bank kecil akan banyak yang akan sakit," jelasnya.

Menurut mantan Dirut Bank BNI ini, dengan diberlakukannya blanket guarantee sektor perbankan relatif sudah tenang, maka fokus kita bisa dialihkan ke sektor riil yang nyata-nyata akan memerlukan perhatian dan penanganan khusus.

Selain melakukan penjaminan penuh ke sektor perbankan, pemerintah juga meemberikan insentif pada sektor riil.

Kebijakan penciptaan lapangan kerja model padat karya seperti era Orde Baru perlu segera diluncurkan untuk untuk mengurangi tekanan akibat gelombang PHK massal dan mendukung peningkatan domestic spending (meningkatnya belanja dalam negeri).

Sigit juga mengungkapkan bahwa dampak dari krisis keuangan global ini, telah berdampak pada naiknya suku bunga kredit, bank akan lebih selektif dalam memberikan kredit.

Dia menjelaskan bahwa selektif kredit ini untuk mengurangi resiko bank akan mengutamakan pemberian kredit kepada nasabah lama bank yang sudah dikenal.

Perbankan juga akan lebih memprioritaskan sektor-sektor yang selama ini tahan terhadap krisis seperti ; industri makanan dan minuman, telekomunikasi, resource based industry, pertambangan, minyak bumi dan gas.

Namun dia masih yakin bahwa sektor perbankan Indonesia masih tahan terhadap krisis global ini karena tidak ada satupun bank di Indonesia yang punya portofilio di subprime mortgage atau surat berharga terkait itu.

Namun, Sigit mengingatkan bahwa secara umum keadaan perbankan baik, namun tetap harus diwaspadai ada beberapa bank yang keadaannya sudah bermasalah bahkan sebelum krisis.

"Bank-bank seperti ini berpotensi menjadi pemicu krisis," tambahnya.(*)

Pewarta: anton
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2008