Beijing (ANTARA News) - Ribuan pelajar China yang berada di luar negeri dan telah menyelesaikan pendidikan kembali ke negaranya untuk mencari pekerjaan menyusul terjadinya krisis keuangan.

"Terdapat kenaikan jumlah warga China berpendidikan kembali ke negaranya untuk mencari pekerjaan setelah lulus," demikian Kementrian Pendidikan China seperti dikutip China Daily, di Beijing, Rabu.

Menurut Kementrian Pendidikan China, lebih dari 50.000 pelajar China akan kembali ke China tahun ini, naik dari 25.000 pelajar pada 2004.

"The World Journal", sebuah surat kabar China yang berlokasi di Amerika Serikat, melaporkan pada akhir November 2008, banyak warga China berpendidikan telah mencoba mencari pekerjaan di China, yang saat ini rata-rata jumlah pengangguran di negara lain juga meningkat di saat krisis keuangan global.

Seorang pejabat senior pemerintah China, mengatakan Partai Komunis China dan pemerintah akan mencoba cara terbaik untuk menciptakan suatu bentuk pekerjaan yang layak dan sesuai dengan lingkungan mereka.

"Ketika menghadapi dengan pemikiran tugas perubahan dan pembangunan serta ketatnya persaingan internasional dibidang pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kecerdasan adalah sumber daya alam sangat penting yang harus kita miliki," kata Jia Qinglin, ketua Komite Nasional Badan Konsultasi Politik Rakyat China (CPPCC).

Hal tersebut disampaikan dalam pertemuan pertama CPPCC dalam suatu pemilihan dewan baru Asosiasi Mahasiswa Lulusan Barat (WRSA) dan Asosiasi Mahasiswa China Lulusan Luar Negeri.

Dalam tiga dekade terakhir sejak China melakukan perubahan dan keterbukaan ekonomi, kata Jia, terdapat suatu peningkatan jumlah warga China yang memperoleh pendidikan di luar negeri yang pulang dan memberikan kontribusi banyak kepada modernisasi negara.

Dia mengatakan bahwa dirinya mengharapkan kepada para warga China yang mendapat pendidikan di luar negeri juga memberikan kontribusi kepada negara dalam membantu penyelesaian krisis keuangan internasional.

Selain itu juga diharapkan mereka bisa menjaga pertumbuhan ekonomi secara moderat dan stabilitas sosial di dalam negeri

WRSA yang didirikan tahun 1913, memiliki 13 cabang di berbagai negara dengan memiliki keanggotaan 11.000 orang.

"Asosiasi itu seharusnya lebih memainkan peranan penting dalam menjembatani antara warga China lulusan di luar negeri dengan pemerintah," kata Jia.(*)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2008