Jakarta (ANTARA News) - Industri jamu di tanah air masih memiliki market yang yang cukup baik sehingga terhindar dari dampak krisis keuangan global. "Untuk industri jamu hingga saat ini belum terkena dampak dari krisis keuangan tersebut. Market di Indonesia masih cukup baik, dan tidak ada PHK," kata Direktur Utama PT Sido Muncul, Irawan Hidayat, usai memperoleh Anugerah Produk Asli Indonesi 2008 di Jakarta, Kamis. Dia mengatakan penyerapan produk jamunya sendiri mencapai 90 persen di tanah air. Karena itu krisis keuangan tidak begitu berpengaruh pada industri jamu ini. Penjualan jamu tidak mengalami penurunan, bahkan di bulan Desember ini cukup stabil jika dibandingkan dengan bulan Oktober dan November 2008, ujar dia. Untuk itu ada penurunan produksi pada industri ini. "Kekhawatiran daya beli turun memang ada, sekitar lima sampai 10 persen untuk tahun 2009. Tapi saya rasa akan ada kompensasinya dengan penurunan BBM dan Pemilu," ujar dia. "Pemilu itu uangnya banyak sekali, itu juga akan masuk jamu. Kampanye dalam negeri uangnya pasti masuk ke masyarakat juga," katanya. Menurut dia, penurunan harga bahan pokok dari komoditas seperti minyak goreng dan kopi dapat meningkatkan daya beli. Untuk itu pula perusahaan jamu mulai melakukan efisiensi. PT Sido Muncul sendiri, menurut dia, tidak akan melakukan ekspansi lagi di tahun 2009. Hal tersebut dikarenakan pada tahun 2008 perusahaan jamu tersebut telah melakukan ekspansi dengan menambah kapasitas produksi menjadi sebesar 250 juta saschet, begitu pula untuk produk lainnya yakni tolak angin. Dia mengatakan hal terpenting yang harus dilakukan pemerintah, pengusaha, dan masyarakat adalah bagaimana memproteksi pasar Indonesia. Hal yang dapat dilakukan oleh pengusaha adalah efisiensi.(*)

Pewarta: kunto
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2008