Jakarta,  (ANTARA News) - Pengamat Ekonomi Fauzi Ikhsan mengatakan, kegagalan senat AS mencapai kesepakatan mengenai "bailout" atau penalangan bernilai multi miliaran dolar AS untuk industri otomotif tidak terlalu mempengaruhi perekonomian Indonesia.

"Secara umum, pengaruhnya pada pasar saham. Kegagalan kesepakatan itu kan akan membuat pasar saham AS merosot, dan biasanya akan diikuti oleh pasar saham di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Namun pengaruhnya untuk perekonomian secara keseluruhan tak siginfikan termasuk untuk rupiah," katanya.

Ia menambahkan, saat ini pelemahan rupiah karena kondisi yang tidak normal dari akibat krisis keuangan yang melanda dunia. "Jadi lebih pada kekeringan likuiditas akibat krisis," katanya.

Ia mengatakan, penguatan rupiah akhir-akhir ini memperlihatkan rupiah sudah mulai memperbaiki posisi keseimbangannya. "Bila ini berlanjut, maka rupiah dapat kembali turun menuju Rp10.000 per dolar AS," katanya. Ia mengatakan optimis perbaikan rupiah dalam semester dua tahun depan.

Terkait kegagalan bailout  Fauzi menduga pada awal tahun depan, pemerintah AS akan menawarkan program bailout baru untuk stiimulus perekonomian AS.

"Kita akan lihat nanti sekitar 20 Januari, ketika pemerintahan AS sudah berubah, serta komposisi senat yang juga akan berubah," katanya.

Ia meyakini dalam pemerintahan baru nanti, akan ada kompromi-kompromi kebijakan terkait dengan program bailout tersebut.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2008