New York,  (ANTARA News) - Harga minyak mentah merosot pada Jumat waktu setempat, setelah rencana bailout industri otomotif AS gagal sehingga mempertinggi kekhawatiran tentang pelambatan permintaan akibat gigitan krisis finansial global.

Sebagaimana dilaporkan AFP, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Januari jatuh 1,70 dolar AS menjadi ditutup pada 46,28 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Di InterContinental Exchange, London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Januari merosot 98 sen menjadi mantap pada 46,41 dolar AS per barel.

Harga minyak telah melambung lebih dari 10 persen pada Kamis, di tengah sinyal bahwa  OPEC dan Rusia akan bekerjasama pekan depan dalam pengurangan produksi untuk mendukung kenaikan harga minyak yang merosot.

"Pada mulanya harga komoditas termasuk minyak mengalami rally, namun kemudian terganjal krisis kepercayaan di tengah kegagalan rencana bailout otomotif AS," kata analis John Kilduff dari MF Global.

Sebuah rencana bailout sebesar 14 miliar dolar AS untuk menyelamatkan industri otomotif AS yang sakit, gagal di Senat AS pada  Kamis sehingga  meningkatkan prospek kebangkrutan  General Motors dan Chrysler yang punya jutaan pekerjanya.

Berita ini membebani pasar saham global Jumat, dan beralih menekan harga-harga komoditas.

"Minyak mentah berjangka mengikuti penurunan di pasar saham pada Jumat," kata Nimit Khamar, seorang analis perusahaan broker Sucden."Keengganan mengambil risiko tercipta setelah bailout industri otomotif menghadapi kegagalan."

Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) diperkirakan mengumumkan pemotongan produksinya pada pertemuan Rabu depan dalam upaya mendorong kenaikan harga yang telah jatuh dari rekor tertingginya di atas 147 dolar AS pada Juli.

OPEC yang memproduksi 40 persen minyak mentah dunia, telah menyerukan negara produsen minyak non-OPEC agar ikut berperan dalam mengurangi produksi untuk menahan kemerosotan tajam harga minyak.

Rusia pada Kamis, mengatakan sudah siap bergabung dengan OPEC untuk menahan jatuhnya harga minyak mentah dan akan menjadi bagian dari kartel minyak jika Moskow tertarik menjadi anggota.

Rusia  bukan anggota OPEC, namun peringkatnya sejajar dengan Arab Saudi, pimpinan de facto kartel, sebagai eksportir minyak terbesar dunia.

"Kegagalan bailout otomotif akan meningkatkan momok dari resesi yang mendalam karena akan berdampak juga pada jaringan pemasok industri otomotif,"  kata Kilduff.

Sementara Badan Energi Internasional (IEA) pada Kamis, memproyeksikan permintaan minyak global akan turun tahun ini dan merupakan pertama kalinya dalam setengah abad karena pelambatan ekonomi di seluruh dunia.

"Permintaan minyak global sekarang diperkirakan mengalami kontraksi pada 2008 untuk pertama kalinya sejak 1983, menyusut 0,2 juta bph,  dengan total (permintaan harian) tahun ini direvisi turun 350.000 bph menjadi 85,8 juta bph," kata IEA dalam laporan pasar minyak terbarunya.

Sepekan lalu, harga minyak telah jatuh di bawah 40 dolar AS, level terendah dalam empat tahun, karena lebih buruknya dari perkiraan data buruh di Amerika  Serikat yang meningkatkan prospek penurunan permintaan energi lebih hebat.

Harga minyak pada awal 2008 menembus  level 100 dolar AS untuk pertama kalinya, dan terangkat karena permintaan energi dalam jumlah besar dari China dan India ditambah kekacauan politik eksportir utama minyak mentah yaitu Iran dan Nigeria.(*)

    

Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2008