Dharmasraya (ANTARA News) - Menteri Pertanian (Mentan), Anton Apriantono, mengatakan produksi beras nasional dua tahun terakhir terus meningkat lima persen tiap tahunnya sejak dicanangkan ketahanan pangan oleh Presiden pada 2007, sehingga surplus beras nasional pada 2008 mencapai 2,34 juta ton. "Dengan produksi melimpah, meskipun harga beras di negara tetangga termasuk penghasil beras seperti Thailand dan China, tetapi beras nasional masih stabil," kata Anton Apriantono, di depan para petani pada acara penanaman dan panen pati tanaman sabatang serta menyerahkan sejumlah peraratan pertanian di Jorong Bukit Mindawa, Kenagarian Tebing Tinggi, Kecamatan Pulau Punjung, Kabupaten Dharmasraya, Sumbar, Sabtu. Acara itu juga dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama Ibu Ani Bambang Yudhoyono, melakukan panen raya dan peresmian Irigasi Batanghari, juga hadir Menteri Pekerjaan Umum (PU), Djoko Kirmanto, Gubernur Sumbar, Gamawan Fauzi dan sejumlah bupati/walikota di provinsi itu. Mentan pada sambutannya, berterimakasih kepada Presiden SBY yang sering hadir di tengah petani, merupakan bukti apresiasi Presiden dalam memacu produksi tani. "Tahun ini Indonesia tidak lagi impor beras. Dengan harga beras stabil, maka pengadaan oleh Perusahaan Umum (Perum) Bulog sudah mencapai lebih 3,1 juta ton atau sebanding dengan 5 juta ton gabah," jelasnya. Terkait, ketahanan pangan bangsa merupakan kemapuan bangsa menjadikan penduduk memperoleh kebutuhan pangan dalam jumlah cukup, mutu yang layak, aman dan halal bagi muslim. Lebih lanjut Mentan mengatakan, suksesnya kebijakan pertanian, bukti pemerintah berpihak petani. Sejumlah kebijakan itu, memberikan bantuan benih unggul, bermutu kepada petani baik melalui subsidi benih dan pupuk. Selain itu, bantuan sarana dan prasarana seperti alat mesin pertanian sepeda motor, perbaikan irigasi dan jalan usaha tani serta percepatan sawah baru. Berikutnya, kata Mentan, penambahan sumberdaya manusia seperti penyuluh pertanian dan pengendali organisme penggangu tanaman dan pengamanan harga melalui mekanisme harga pembelian pemerintah atas bibit, gabah dan beras serta penyediaan pembiayaan usaha tani. Untuk mengatasi kekurangan dan kelangkaan pupuk, kata Anton, pemerintah menambah pasokan pupuk urea sebanyak 500 ribu ton dengan jumlah total akhir Desember sebanyak 4,8 juta ton, tambahan ini diharapkan dapat mengatasi kelangkaan pupuk. Ia menyebutkan, mulai 2009 sistem penyaluran pupuk dengan menerapkan sistem tertutup dimana setiap kelompok tani menyusun dan mengajukan recana definitif kebutuhan kepokok (RDKK) untuk memperoleh pupuk bersubsidi. Meningkat volume pupuk urea bersubsidi sebanyak 15 juta ton disamping pupuk lain seperti organik dan MPK, sebut Mentan, diharapkan pupuk bersubsidi benar-benar tepat sasaran sampai ke tangan petani yang berhak menerimanya. Mentan mengisyaratkan, jangan lengah dan santai dengan peningkatan yang ada, namun harus terus bekerja dan bersinergi. "Produksi beras ideal pada 2009 yang menjamin kebutuhan masyarakat, maka harus mencapai 40 juta ton beras atau sebanding dengan 63,5 juta ton gabah kering giling (GKG)," jelasnya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2008