Palembang (ANTARA News) - Kebijakan pemerintah kembali menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) premium dan solar yang diberlakukan mulai Senin (15/12) pkl. 00.00 WIB, disambut masyarakat di Kota Palembang yang berharap tidak terjadi kelangkaan, dan seluruh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) tetap dapat melayani konsumen sebagaimana mestinya. "Jangan sampai setelah harga BBM itu turun, kami jadi sulit mendapatkan BBM karena kebanyakan SPBU tidak beroperasi dengan alasan macam-macam," kata Frans, warga Palembang, Senin. Dia menyebutkan, saat pemerintah sebelumnya menurunkan harga BBM premium dari Rp6.000 menjadi Rp5.500 per liter, ternyata hampir seluruh SPBU di Palembang tidak beroperasi sebagaimana mestinya. Barulah pada siang dan sore harinya SPBU itu beroperasi normal kembali, walaupun di luar kota masih terjadi kesulitan masyarakat mendapatkan BBM yang turun tersebut. Karena itu, masyarakat berharap, setelah pemerintah kembali menurunkan harga BBM, mulai Senin, yaitu premium/bensin turun dari Rp5.500 menjadi Rp5.000 per liter, dan solar dari Rp5.500 menjadi Rp4.800 per liter, tidak lagi terjadi kelangkaan dan semua SPBU tetap beroperasi normal. Sejumlah warga termasuk para awak angkutan umum di Palembang mengaku kaget dengan keputusan pemerintah yang kembali menurunkan harga BBM itu, karena sebelumnya memperkirakan penerapan kebijakan penurunan BBM itu baru akan diberlakukan mulai Januari 2009 mendatang. Warga juga berharap penurunan harga BBM itu dapat kembali menurunkan harga bahan pokok (sembako) dan tarif angkutan umum di daerahnya. Apalagi sebelumnya Dinas Perhubungan Kota Palembang menyatakan siap mengkaji kembali tarif angkutan umum kalau pemerintah pusat kembali menurunkan harga BBM secara berarti (signifikan). Di Palembang beroperasi 4.000-an angkutan umum berupa angkutan kota (angkot) dan mikrolet serta 471 bus kota. Masyarakat berharap pemerintah daerahnya dapat mengambil tindakan tegas kalau penurunan harga BBM itu tidak juga berdampak menurunkan harga sembako dan penurunan tarif angkutan umum, sehingga dapat meringankan beban biaya yang harus ditanggung mereka.(*)

Pewarta: kunto
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2008