Beijing  (ANTARA/DPA) - Sebuah kapal China yang membawa 30 orang awak diselamatkan dari perompakan di lepas pantai Somalia oleh pasukan internasional yang tidak diketahui identitasnya, Rabu, lapor media pemerintah.

Kapal itu diselamatkan setelah "prajurit-prajurit multinasional" yang menggunakan helikopter "memaksa mundur para bajak laut di Teluk Aden pada pukul 16.45 waktu setempat (pukul 15.45 WIB)", warta Kantor Berita Xinhua.

Kapal "Zhenhua 4" yang terdaftar di pulau Saint Vincent Karibia adalah milik the China Communications Construction Company, kata Xinhua.

Kapal itu diserang bajak laut sekitar empat jam sebelum operasi penyelamatan selesai, demikian kantor berita resmi China tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai insiden tersebut.

Sebelumnya Rabu, surat kabar China Daily mengatakan, kapal-kapal angkatan laut China akan bergabung dalam upaya yang dipelopori PBB untuk memerangi perompakan di lepas pantai Somalia.

"Akan ada operasi pemeliharaan perdamaian berarti (bagi China)," kata surat kabar itu mengutip satu sumber militer yang tidak disebutkan.

Menurut Kementerian Luar Negeri China, Wakil Menlu He Yafei mengatakan pada pertemuan Dewan Keamanan PBB di New York Selasa bahwa China "mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh" pengiriman pasukan angkatan laut untuk misi pengawalan antiperompakan di kawasan tersebut.

Namun, surat kabar itu melaporkan bahwa angkatan laut sudah mempersiapkan sebuah armada dan mengutip seorang wartawan China yang akan menyertai misi itu, operasi tersebut akan berlangsung selama tiga bulan.

Perairan di lepas pantai Somalia merupakan tempat paling rawan pembajakan di dunia di mana Biro Maritim Internasional melaporkan telah terjadi 24 serangan di kawasan itu antara April dan Juni tahun ini.

Menurut Biro Maritim Internasional, sedikitnya 83 kapal diserang perompak di kawasan itu sejak Januari, 33 diantaranya dibajak. Dari jumlah itu, 12 kapal dan lebih dari 200 orang awak masih ditahan perompak.

Uni Eropa (EU) telah memulai operasi keamanan di lepas pantai Somalia, sebelah utara Kenya, untuk memerangi perompakan yang meningkat dan melindungi kapal-kapal yang mengangkut bantuan kemanusiaan. Itu merupakan misi laut pertama EU.

NATO juga telah mengirim sejumlah kapal untuk mengawal kapal-kapal Badan Pangan Dunia PBB yang mengangkut bantuan makanan ke pelabuhan-pelabuhan Somalia.

Perompak, yang dikepung oleh kapal-kapal perang internasional, telah mengancam akan meledakkan kapal Ukraina pengangkut senjata yang dibajak jika mereka tidak menerima uang tebusan yang dituntut sebesar 20 juta dolar.  Namun, batas waktu yang mereka tetapkan telah berlalu tanpa insiden.

Dewan Keamanan PBB telah menyetujui operasi penyerbuan ke wilayah perairan Somalia untuk memerangi perompakan, namun kapal-kapal perang yang berpatroli di daerah itu tidak berbuat banyak, menurut Menteri Perikananan Puntland Ahmed Saed Ali Nur.

Pemerintah transisi lemah Somalia, yang saat ini menghadapi pemberontakan berdarah, tidak mampu menghentikan aksi perompak yang membajak kapal-kapal dan menuntut uang tebusan bagi pembebasan kapal-kapal itu dan awak mereka.

Perompak, yang bersenjatakan granat roket dan senapan otomatis, menggunakan kapal-kapal cepat untuk memburu sasaran mereka.

Somalia dilanda kekerasan sejak penggulingan diktator Mohamed Siad Barre pada 1991. (*)

Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2008