Makassar (ANTARA News) - Febrianto (22) mahasiswa Fakultas Teknik (FT) Jurusan Teknik Sipil Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar yang diduga menjadi korban pengeroyokan oleh puluhan polisi masih terbaring lemas di Rumah Sakit Umum (RSU) Wahidin Sudirohusodo, Makassar, Kamis. Febrianto yang menjadi korban pengeroyokan dalam insiden bentrokan antar polisi dan mahasiswa saat menggelar aksi unjuk rasa di depan pintu I kampus Unhas Jalan Perintis Kemerdekaan, Rabu (17/12). Mahasiswa semester XI ini mengalami patah tulang hidung dan retak pada tulang engkel kakinya. Rencananya tim dokter rumah sakit akan melakukan operasi, Jumat (19/12). Warga Perumahan Telokomas ini sangat menyesalkan tindakan represif yang dilakukan oleh polisi dalam meredam aksi unjuk rasa tersebut. "Pada saat saya melihat kekuatan polisi saya bermaksud untuk menemui teman-teman saya dan berusaha untuk menghentikan aksi saling lempar batu itu. Belum sempat menghentikan pertikaian itu, saya langsung ditangkap dan dipukuli dengan menggunakan pentungan tepat pada bagian hidung saya," katanya. Menurutnya, dirinya pada saat itu dimint oleh ketua senat untuk menghentikan rekan-rekannya yang sedang saling lempar dengan polisi dan memintanya untuk mundur. Namun tiba-tiba dari arah depan seorang petugas berpakaian seragam lalu memukulnya menggunakan pentungan. "Setelah saya dipukul saya langsung tidak sadrkan diri. Banyak orang bilang saya diinjak-injak. Tapi saya sudah tak sadarkan diri. Saya baru sadar pada malam harinya saat saya berada di RS Wahidin," ujarnya. Diapun menepis penjelasan polisi yang menyebutkan kalau pemukulan terhadap dirinya dilakukan oleh mahasiswa lainnya. "Itu tidak benar. "saya ini senior mereka dan mana mungkin mahasiswa punya pentungan. Sederhananya lagi, mana mungkin teman-teman saya mau memukulku," katanya. Kapolresta Makassar Timur, AKBP Kamaruddin menampik kalau pemukulan terhadap Febrianto dilakukan petugas kepolisian. Menurut dia, saat itu Febrianto berusaha meredam aksi rekan-rekannya. Akibatnya, mahasiswa lainnya menduga kalau Febrianto adalah petugas. Mereka pun langsung memukulnya. "Tidak benar kalau yang melakukan pemukulan ada polisi. Dia dipukul oleh temannya sendiri," jelasnya.(*)

Pewarta: kunto
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2008