Kupang (ANTARA News) - PT (PLN) Persero wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT), diminta untuk tidak melakukan pemadaman listrik pada Hari Raya Natal.

Paling tidak, mulai 23-27 Desember tidak ada pemadaman listrik karena masyarakat NTT yang mayoritas Kristen membutuhkan listrik untuk persiapan Hari Natal, kata Jhoni Balo dan Viktor Mado Wutun, di Kupang, Minggu.

Menurut dia, pemadaman listrik pada hari-hari menjelang Hari Raya Natal sangat menggangu, terutama pada tempat-tempat ibadah saat umat sedang melaksanakan ibadah.

"Teman-teman wartawan tolong sampaikan pesan kami kepada PLN supaya pada hari raya ini tidak boleh ada pemadaman listrik seperti yang terjadi selama ini," kata Viktor Mado Wutun dan Jhoni Balo.

PT. PLN Wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT), selama beberapa bulan terakhir ini terus melakukan pemadaman bergilir, baik siang maupun malam hari.

Akibatnya, pada malam hari, sebagian wilayah dalam Kota Kupang, ibukota provinsi NTT tampak gelap gulita.

Mado Wutun yang adalah Ketua Komisi D DPRD NTT itu mengatakan, pemerintah dan DPRD tidak bisa berbuat banyak terkait pemadaman listrik karena tidak memiliki kewenangan.

DPRD NTT, kata dia, sudah meminta penjelasan PLN setelah menerima pengaduan dari masyarakat, tetapi alasan yang disampaikan PLN adalah menyangkut mesin pembangkit yang sudah tua dan selalu mengalami gangguan.

"Kalau PLN mengatakan bahwa, mesin pembangkit listrik rusak atau gangguan, kita tidak bisa berbuat apa-apa. Tugas kami hanya meminta penjelasan berdasarkan aspirasi," katanya.

Hanya saja, baik Jhoni Balo maupun Viktor Mado Wutun berharap, ada kebijakan dari PLN untuk tidak melakukan pemadaman untuk beberapa hari ke depan.

Ini agar masyarakat Kota Kupang, NTT dapat merayakan Hari Raya Natal secara tenang, katanya Jhoni Balo.(*)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2008