Jakarta, (ANTARA News) - Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Anwar prihatin karena hasil pemeriksaan BPK selama ini sangat jarang menemukan tindak pidana korupsi (TPK).

"Sangat disayangkan, karena ternyata hasil pemeriksaan saudara-saudara sangat jarang memuat temuan pemeriksaan yang mengandung unsur TPK," kata Anwar ketika menyampaikan pengarahan dalam rapat kerja pelaksana BPK 2008 di Kantor Pusat BPK Jakarta, Senin.

Ia menyebutkan, hal itu sangat disayangkan dalam kondisi di pemberitaan berbagai media massa dalam dan luar negeri menyatakan Indonesia termasuk dalam kelompok negara yang paling korup di Benua Asia bahkan di dunia.

Sementara di dalam negeri, menurut dia, beberapa kasus yang sedang ditangani oleh apaarta penegak hukum saat ini, merupakan kasus yang sudah lama berlangsung.

"Tetapi mengapa selama ini tidak terungkap, hal seperti ini sungguh memprihatinkan bagi kita semua," katanya.

Lebih lanjut, ia mengharapkan agar penugasan pada pemeriksaan keuangan baik di pusat maupun daerah, khususnya mengenai kepatuhan terhadap peraturan perundangan supaya dipertajam atau diberi perhatian yang lebih besar.

"Di samping itu, kepada para pemeriksa agar berupaya secara maksimal dalam melaksanakan tugas pemeriksaan dalam menjawab tantangan tersebut," katanya.

Dalam kesempatan itu, anwar juga mengungkapkan bahwa Bank Dunia telah meminta kepada BPK untuk mengaudit bantuan lembaga keuangan itu kepada Indonesia dengan prioritas audit bantuan untuk pembangunan jalan.

Ia menyebutkan, selama itu audit itu dilaksanakan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

"Kalau bantuan saja masih dikorupsi kapan kita jadi makmur, lihat jalan-jalan di Jawa Tengah, Sumatera, Sulawesi pada rusak parah, kalau begini kapan kita bisa bersaing dengan China," katanya.(*)

Pewarta: adit
Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2008