Denpasar (ANTARA News) - Perjalanan wisatawan dari dan ke Bali selama libur Natal hingga tahun baru 2009 melalui jalan darat menggunakan kapal penyeberangan diperkirakan bakal terhambat gelombang tinggi.

Gelombang perairan di Selat Bali maupun Selat Lombok kemungkinan akan terus meningkat, sehingga potensial menghambat pengoperasian kapal feri di kedua selat tersebut, demikian Kepala Bidang Data dan Informasi Balai Besar Meteorologi dan Geofisika (BBMG) Wilayah III Denpasar, Ir H Sutrisno MSi, di Denpasar, Selasa.

Dalam laporan prakiraan cuaca yang disampaikan kepada ANTARA News disebutkan bahwa saat ini tinggi gelombang di Selat Bali sudah mencapai 1,75 meter, Selat Lombok dua meter, Samudera Hindia selatan Bali tiga meter, sedangkan Laut Bali baru 1,5 meter.

Mengingat kecenderungan peningkatan gelombang laut di sekitar Pulau Dewata tersebut, BBMG mengingatkan kepada operator kapal feri di lintasan yang menghubungkan Pulau Jawa dan Lombok tersebut untuk terus mewaspadainya.

Di Selat Bali yang menghubungkan Gilimanuk-Banyuwangi, tinggi gelombang normal selama ini maksimal 1,5 meter dan jika melebihi dua meter, maka pengoperasian kapal feri dihentikan sementara.

Menurut Sutrisno, aktivitas wisata bahari dan nelayan juga perlu terus mewaspadai kondisi tinggi gelombang perairan laut di seputar Pulau Bali, yang biasanya meningkat sampai bulan Januari.

Berdasarkan prakiraan cuaca yang berlaku hingga Rabu (24/12), sekitar Pulau Dewata cuacanya berawan banyak dan hujan dengan intensitas ringan-sedang. Suhu udara berkisar 22-30 derajat celcius dengan kelembaban (RH) 65/97.

Siklon Tropis "Billy" 989 milibar (Mb) di sekitar Teluk King Sound Australia dan tekanan rendah 1.000 Mb di Teluk Carpentaria serta 1.004 di Australia Barat. Angin dari Barat Daya - Barat dengan kecepatan rata-rata 7-20 knot.

Pembelokan angin di sekitar Kepulauan Riau hingga Kalimantan bagian timur , pertemuan angin di sekitar Laut Maluku hingga Papua. "Perkembangan cuaca tersebut mendorong peningkatan gelombang laut di sekitar bali," tambah Sutrisno.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2008