New York, (ANTARA News) - Harga-harga saham AS menguat dalam sebuah sesi perdagangan pendek jelang Natal, Rabu waktu setempat, karena para pedagang mengabaikan data ekonomi sekelilingnya yang melemah, kata para dealer. AFP melaporkan, pada 1555 GMT, indeks Dow Jones Industrial Average menguat 38,71 poin (0,46 persen) menjadi 8.455,41 dan indeks komposit Nasdaq bertambah 2,34 poin (0,15 persen) menjadi 1.523,88. Indeks Standard & Poor's 500 meningkat 3,86 poin (0,45 persen) menjadi 867,02 poin. Pasar ditutup lebih awal dari biasanya jelang libur Natal. Departemen perdagangan melaporkan pendapatan perorangan mengalami kontraksi 0,2 persen pada November dari bulan sebelumnya, sementara belanja konsumsi menyusut 0,6 persen, sebuah sinyal berlanjutnya pengurangan konsumsi. Namun, Ryan Sweet dari Economy.com mengatakan karena harga sedang turun, riil, penyesuaian inflasi belanja meningkat 0,6 persen -- "itu kenaikan pertama sejak Mei dan terbesar dalam dua tahun." "Kenaikan belanja riil adalah sesuatu yang positif untuk PDB (produk domestik bruto) riil, yang dapat mencatat penurunan terbesar sejak awal 1980-an," tambah dia. "Itu dapat dikatakan, meningkatnya belanja riil adalah akibat penurunan harga, karena bertentangan terhadap menguatnya konsumsi. Karena itu, belanja riil mengirimkan sebuah sinyal palsu dari menguatnya konsumsi." Pada bidang ketenagakerjaan, laporan lain menunjukkan klaim pengangguran mingguan AS naik 30.000 dalam sepekan lalu menjadi 586.000. "Data klaim pengangguran menunjukkan pelemahan signifikan lebih lanjut dalam ekonomi pekan lalu," kata John Ryding dari RDQ Economics, yang memprediksi sebuah kenaikan angka pengangguran menjadi 7,0 persen untuk Desember. Al Goldman dari Wachovia Securities mengatakan Wall Street telah mengesampingkan berita suram ekonomi pada pekan-pekan terakhir ini, namun menambahkan, "pasar masih sangat plin-lplan dan kepercayaan sangat tipis." Di antara saham-saham dalam fokus, Bank of America naik 2,2 persen menjadi 13,03 dolar AS dan Citigroup bertambah 1,07 persen menjadi 6,59 dolar AS karena pendukung sektor finansial "rebound". Dalam sektor bermasalah alinnya, raksasa otomotif General Motors meningkat 6,0 persen menjadi 3,18 dolar AS dan Ford turun 5,02 persen menjadi 2,08 dolar karena para investor mempertimbangkan prospek industri tersebut setelah bailot besar pemerintah untuk GM dan Chrysler. Sementara obligasi "mixed". Imbal hasil (yield) obligasi negara AS bertenor 10-tahun naik menjadi 2,174 persen dari 2,163 persen pada Selasa dan obligasi negara bertenor 30-tahun menyusut menjadi 2,628 persen terhadap 2,633 persen. Harga dan yield obligasi bergerak dalam arah berlawanan.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2008