Bethlehem, Tepi Barat, (ANTARA/Reuters) - Ribuan peziarah Kristen berkumpul di Lapangan Manger, Bethlehem, Rabu, untuk merayakan Natal di bawah perlindungan pasukan keamanan yang setia pada presiden Palestina Mahmoud Abbas.

Sekitar 500 anggota keamanan tiba dari kota Ramallah dan Jericho di Tepi Barat untuk memberikan keamanan pada hari raya itu.

"Kami perkirakan ada sekitar 40 ribu pengunjung di Bethlehem pekan ini," kata Khouloud Daibes-Abu Dayyeh, menteri pariwisata pemerintah otonomi Palestina.

Perkiraan itu mencakup umat Kristiani dari Tepi Barat, Jalur Gaza, Israel dan tempat lainnya di dunia.

Sekitar 900 orang dari Gaza telah meminta izin pada Israel untuk pergi ke tempat umat Kristen percayai Jesus dilahirkan itu, tapi hanya 300 orang yang mendapatkan izin.

"Lebih baik menghabiskan Natal di Bethlehem karena kami dekat gereja. Penting untuk mengunjungi tempat Jesus lahir," kata wisatawan Italia berusia 58 tahun Messimo Silzetri di bawah sebuah pohon dan hiasan Natal raksasa di Lapangan Manger.

Ketika Gaza diambang krisis besar menyusul berakhirnya gencatan senjata enam bulan antara Israel dan gerakan Islam Hamas yang menguasai jalur itu, penurunan kekerasan di Tepi Barat telah menarik kembali wisatawan yang tidak lagi mengkhawatirkan bentrokan senjata di jalanan.

Israel menghubungkan sebagian itu dengan tembok yang dibangun sekitar Tepi Barat yang didudukinya dengan menciptakan dinding beton menakutkan setinggi empat meter dengan beberapa menara pengawasan.

Pariwisata macet di tempat itu ketika perlawanan Palestina terhadap pendudukan Israel mulai pada 2000, namun pada Natal ini tingkat hunian hotel meningkat.

"Peningkatan keamanan dan gerakan yang lebih mudah membuat pemasukan kami lebih besar dan kami akan melakukan upaya besar dalam memulihkan kegiatan pariwisata," katanya di Ramallah.

"Jumlahnya tidak selama mereka tinggal," tambahnya.  Kontribusi pariwisata pada ekonomi Palestina diperkirakan 480 juta dolar setahun.

Palestina mengatakan tembok Israel merupakan rintangan besar bagi perdamaian yang mencengkeram perdagangan dan memutar arah wisatawan asing.

Banyak pengunjung melihat tembok antara Jerusalem dan Bethlehem sebagai kesan buruk yang mengotori sebuah tempat suci Kristen.

"Pergi ke tempat pemeriksaan dan tembok itu benar-benar gila. Namun berada di sana, itu benar-benar mengasyikan," kata Emma Srienni (20), warga AS yang pertamakalinya berkunjung ke Bethlehem.

Perdana Menteri Israel Ehud Olmert Selasa mengatakan negara Yahudi itu harus merampungkan tembok di sejumlah bagian penting Jerusalem, yang dibagi menurut sesuai kesepakatan bagi masa depan negara Palestina.

Akan ada sedikit prospek bagi perjanjian damai Israel-Palestina manakala Paus Benedictus berkunjung ke Bethlehem pertengahan Mei 2009. (*)

Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2008