Singapura (ANTARA News) - Harga minyak dunia naik kembali (rebound) pada perdagangan Asia, Jumat, setelah terjungkal ke posisi terendah dalam empat tahun terakhir sebelum jeda Natal, dengan suramnya ekonomi menekan pasar, pata analis menyatakan. Kontrak utama pasar New York, minyak mentah light sweet untuk penyerahan Pebruari, naik 93 sen menjadi 36,28 dolar per barel setelah ditutup turun 3,63 dolar menjadi 35,35 dolar di perdagangan AS, Rabu. Minyak mentah Brent Laut Utara untuk pengiriman Pebruari naik 1,04 dolar menjadi 37,65 dolar. Di London, kontrak tersebut ditutup turun 3,75 dolar, Rabu, menjadi 36,61 dolar, level terendahnya sejak Juli 2004. Setelah libur sehari berkenaan dengan Natal, harga minyak naik pada pembukaan kembali pasar, Jumat, sebagian karena faktor teknis, kata Ken Hasegawa, manajer desk energi pada perusahaan Newedge Japan. Menyusul merosotnya sentimen pada Rabu, menjelang hari libur, hari ini terjadi technical rebound yang tipis," katanya dari Tokyo. Faktor lain yang mendorong harga adalah laporan mingguan terbaru pemerintah AS mengenai stok minyak mentah di negara konsumen terbesar energi dunia itu, kata Hasegawa. Laporan Badan Informasi Energi AS (EIA), yang dirilis Rabu, memperlihatkan cadangan minyak mentah AS turun 3,1 juta barel pada pekan yang berakhir 19 Desember. Penurunan ini lebih besar ketimbang ekspektasi pasar. Harga minyak mengalami tekanan seiring dengan terus menurunnya kegiatan ekonomi, kendatipun dilakukan daya upaya pemerintah di seluruh dunia untuk merangsang kegiatan ekonomi, kata John Kilduff, analis energi pada MF Global, kepada AFP. "Pasar energi tampaknya menganggap sepi paket stimulus itu dan jelas kita belum mencapai tujuan yang hendak dicapai dengan paket stimulus itu," kata Kilduff. (*)

Pewarta: muhaj
COPYRIGHT © ANTARA 2008