Banda Aceh (ANTARA News) - Masyarakat Muslim negeri ini hendaknya dapat memaknai momentum Tahun Baru Islam 1 Muharram 1430 Hijriyah sebagai perubahan budaya dalam kehidupan, dari yang kurang baik kepada budaya berguna dan bermanfaat bagi masyarakat umumnya. "Jadi, memperingati Tahun Baru Islam bukan hanya sebatas slogan semata, tapi kita harus memaknainya dalam tindakan bernilai perubahan sesuai yang dinukilkan Muhamad Rasulullah SAW saat melakukan hijrah," kata Rektor IAIN Ar-Raniry Darussalam, Prof Yusny Saby ,di Banda Aceh, Minggu. Harus dipahami bahwa makna pergantian Tahun Baru Islam itu sebagai momentum perubahan budaya secara individual (ibda` binafsik), keluarga dan masyarakat yang selama tahun sebelumnya mungkin masih ada kekurangan atau kealpaan, diarahkan pada tindakan yang lebih baik. Perubahan ini dapat dilakukan manakala setiap individu mampu "menghijrahkan" pemikirannya bagi kemajuan dalam kehidupan secara pribadi. Itu langkah minimal yang sejatinya dilakukan setiap muslim dalam memaknai Tahun Baru Islam, tambah Rektor Yusny Saby. Secara makro, sejalan makna Tahun Baru Hijrah dapat dilakukan melalui upaya menciptakan perubahan sistem pendidikan di setiap jenjang. Kurikulum pendidikan yang selama ini belum memuat makna berupa pernik-pernik hijriyah agaknya perlu diaktualisasikan agar peserta didik memahaminya. "Ini dapat dilakukan masyarakat Aceh melalui pendidikan dengan muatan lokal sesuai syariat Islam yang diberlakukan secara kaffah (menyeluruh) dalam segala sisi kehidupan, termasuk bidang pendidikan sebagai pencipta perubahan di kalangan masyarakat," katanya. Banyak cara dapat dilakukan untuk memasyarakatkan kata hijriyah kepada masyarakat seperti sosialisasi nama-nama bulan dalam hitungan Islami (hijriyah) kepada generasi muda melalui lembaga pendidikan formal dan informal, organisasi sosial dan lembaga Pemerintah. Nama bulan Arab seperti 30 Zulhijjah 1429 berganti 1 Muharram 1430 Hijriyah pada 29 Desember 2009 hendaknya disosialisasikan kepada masyarakat Muslim yang kini sedang melaksanakan syariat Islam sebagai perubahan dimulai tahun baru Islam 1430 Hijriyah ini, katanya. Perubahan yang dimulai dari rumah tangga dan dilanjutkan melalui lembaga pendidikan akan membawa dampak positif sejalan dengan perkembangan. Semua itu harus dimulai dari sekarang sebagai upaya menciptakan generasi muda Islami yang mampu melakukan perubahan dalam kehidupan. "Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, kecuali kaum itu sendiri yang akan mengubahnya," katanya, sambil menambahkan, ada tidaknya perubahan dalam kehidupan seseorang atau kelompok masyarakat sangat tergantung pada individu atau kelompok tersebut. (*)  

Pewarta: muhaj
COPYRIGHT © ANTARA 2008