Singapura (ANTARA News) - Harga minyak naik sebesar 2 dolar menjadi hampir 40 dolar per barel, Senin, menyusul berkobarnya aksi kekerasan antara Israel dan Hamas pada akhir pekan lalu. Konflik ini mengingatkan para pedagang terhadap risiko geopolitis atas pasokan minyak mentah dari Timur Tengah. Harga minyak menguat pada hari kedua setelah kenaikan Jumat, didukung oleh sinyal meningkatnya kepatuhan OPEC atas pemangkasan produksi terbesarnya. Namun demikian, kekhawatiran terhadap semakin dalamnya resesi global terus menghalangi terjadinya rebound yang kuat dari kemerosotan di atas 100 dolar per barel sejak mencapai rekor tinggi pada Juli lalu. Harga minyak mentah AS jenis light sweet naik 1,77 dolar menjadi 39,48 dolar pada pukul 01:22 GMT atau pukul 08:22 WIB, setelah sebelumnya sempat naik lebih dari 2 dolar menjadi 39,82 dolar. Harga minyak telah merosot sebanyak 60 persen pada tahun ini, penurunan terbesar tahunan sejak pasar berjangka minyak mulai dibuka 25 tahun silam. Minyak mentah Brent Laut Utara naik 1,84 dolar menjadi 40,21 dolar per barel. "Berita-berita mengenai Israel dan Gaza mendorong harga lebih tinggi, " kata Ken Hasegawa, manajer penjualan derivatif komoditas pada perusahaan broker Newedge di Tokyo. Israel menggempur berbagai sarasan Hamas di Jalur Gaza dari udara, Minggu, dan kemungkinan siap melakukan serbuan setelah membunuh sedikitnya 297 warga Palestina dalam serangan dua hari. "Ini situasi yang sengat mengerikan dan tampaknya serangan ini sekali lagi akan memicu kekhawatiran besar pada semua pasar," kata Peter McGuire, direktur pelaksana Commodity Warrant Australia, kepada AFP. (*)  

Pewarta: muhaj
COPYRIGHT © ANTARA 2008