Kota Gaza, (ANTARA News) - Jet tempur Israel pada Ahad malam menyerang satu kantor polisi milik pemerintah HAMAS di bagian tengah Jalur Gaza,  kata beberapa saksi mata dan sumber keamanan seperti dikutip Xinhua.

Saksi mata mengatakan beberapa pesawat tempur F-16 Israel terbang di atas wilayah Jalur Gaza tengah dan menembakkan satu rudal ke pos polisi milik HAMAS. Mereka menambahkan pos tersebut rusak total, tapi tak ada laporan mengenai korban.

Serangan pesawat tempur Israel itu terjadi beberapa jam setelah delapan bom mortir dan roket rakitan ditembakkan dari Jalur Gaza ke permukiman Israel.

Tak ada pihak yang mengaku bertanggung-jawab atas serangan mortir dan roket itu. Namun Israel menuduh HAMAS, yang menguasai Jalur Gaza, bertanggung-jawab atas serangan tersebut yang dilancarkan dari Jalur Gaza ke Israel.

Pada Ahad, Israel berikrar akan membalas serangan tersebut. "Kami telah mengatakan jika ada tembakan roket lagi ke bagian selatan negeri ini, akan ada pembalasan tak sepadan yang gencar," kata Perdana Menteri Israel Ehud Olmert dalam pertemuan mingguan kabinet.

Ahad pagi, penduduk Jalur Gaza mengatakan mereka menerima peringatan yang telah direkam melalui telefon ke telefon genggam mereka.

Mereka mengatakan jurubicara militer Israel menyebutkan dalam bahasa Arab bahwa itu adalah pesan peringatan. Semua warga yang tinggal di daerah di dekat perbatasan antara kota kecil Rafah di Jalur Gaza dan Mesir harus pindah ke bagian utara kota kecil tersebut.

Penduduk mengatakan mereka mengerti militer Israel mungkin menyerang daerah perbatasan itu guna menghancurkan terowongan bawah tanah yang masih beroperasi dan orang Palestina terus menggunakannya untuk menyelundupkan barang.

Pada 18 Januari, Israel mengakhiri serangan kejam selama 22 hari terhadap Jalur Gaza, sehingga menewaskan sebanyak 1.400 orang dan melukai 5.500 orang lagi.

Mesir telah melancarkan upaya menengahi gencatan senjata yang lebih lama antara Israel dan pejuang pimpinan HAMAS di Jalur Gaza. Gencatan senjata selama satu-setengah tahun diduga diumumkan pada 5 Februari.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2009