New York (ANTARA News) - Harga minyak naik Selasa, setelah OPEC memberikan sinyal akan menurunkan lagi produksinya untuk mendorong harga dan menghentikan membengkaknya stok minyak mentah. Kenaikan harga juga memperoleh dorongan dari menguatnya pasar saham AS, setelah data penjualan rumah AS yang lebih baik ketimbang perkiraan mengangkat sentimen terhadap ekonomi. Minyak mentah AS jenis light sweet untuk penyerahan Maret naik 70 sen menjadi 40,78 dolar per barel, sedangkan minyak mentah Brent di London menguat 26 sen menjadi 44,08 dolar per barel. Presiden Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) mengemukakan kepada Reuters, Selasa, kelompok itu dapat menyepakati penurunan produksi lagi bila OPEC bertemu pada Maret mendatang. Kartel itu memangkas produksinya sejak September sebanyak 4,2 juta barel per hari (bpd). "Penurunan harga nampaknya telah mencapai dasarnya sekarang," kata Kevin Norrish dari Barclays Capital. "OPEC kemungkinan telah lebih dari cukup mendorong pasar dan harga nampaknya akan merambat naik dengan agak cepat," katanya. Pertumbuhan ekonomi yang melambat di AS, China, Jepang dan negara konsumen penting lainnya telah menurunkan konsumsi minyak, membuat stok melonjak dan harga minyak terjun bebas lebih dari 100 dolar sejak mencapai rekor tinggi mendekati angka 150 dolar pada Juli lalu. OPEC secara agresif menghadapi menurunnya konsumsi minyak dengan melakukan pemangkasan produksi secara tajam dan sebuah survei Reuters memperlihatkan kelompok itu, yang memompa 40 persen minyak dunia, telah melakukan pemotongan produksi sebesar 67 persen pada Januari. Menteri perminyakan Aljazair menyatakan, Selasa, ada peluang sebesar 50 persen kartel itu akan menurunkan lagi produksinya. "Kepatuhan terakhir OPEC atas produksi mereka fenomenal," kata Phil Flynn, seorang analis pada Alaron Trading di Chicago. "Dan kenyataannya stok di pasar naik saat ini akibat berita ekonomi yang sedikit positif dari sektor perumahan -- Semua itu membantu mengangkat harga minyak," imbuhnya. Juga turut mendukung harga, Selasa, perselisihan perburuhan sektor perminyakan di AS, Eropa dan Nigeria, kendatipun belum mengganggu pasokan minyak mentah. (*)

Pewarta: muhaj
COPYRIGHT © ANTARA 2009